Channel9.id-Tokyo. Lebih dari 300 penonton — mayoritas warga Jepang — memenuhi Nerima Culture Center, Kamis (6/11/2025), untuk menyaksikan “Gendhing dan Beksan Gaya Keraton Surakarta Hadiningrat”. Pertunjukan berdurasi dua jam itu dihelat Sanggar Budaya Otokoba pimpinan Prof. Tamura Fumiko bekerja sama dengan Keraton Surakarta.
Sebagian penonton bahkan datang dari luar kota dengan Shinkansen demi menyaksikan langsung sajian seni istana Jawa.
Perpaduan gamelan, vokal sinden, serta penari putri Kraton Surakarta dengan repertoire pilihan tradisi keraton, menjadi highlight utama malam itu. Pementasan ditutup oleh tarian R. Ngt. Puspowinahayu yang juga merupakan Direktur Tari Karaton Surakarta.
“KBRI Tokyo mengapresiasi penyelenggaraan acara ini yang menjadi jembatan penting dalam memperkuat pemahaman budaya antara Indonesia dan Jepang,” ujar Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Tokyo, Muhammad Al Aula, usai acara.
“Melalui diplomasi budaya seperti ini, Indonesia terus memperkenalkan kekayaan seni tradisinya dan memperluas ruang apresiasi masyarakat Jepang terhadap warisan budaya Nusantara,” tambahnya.
Tak hanya pertunjukan, Sanggar Otokoba juga menggelar lokakarya Tari Serimpi Dyah Catur pada Minggu (9/11). Lebih dari 50 warga Jepang ikut belajar langsung dari para penari trah Keraton Surakarta.
Sanggar Otokoba bukan pemain baru dalam diplomasi budaya Indonesia di Jepang. Sejak 1980-an, sanggar ini aktif memperkenalkan gamelan, Tari Jawa, hingga Tari Bali kepada masyarakat Jepang — bahkan didukung lima pengajar warga Jepang yang telah puluhan tahun mendalami tradisi Nusantara.
Prof. Tamura Fumiko sendiri adalah generasi awal seniman Jepang yang mempelajari gamelan di Indonesia — belajar langsung di ASKI Surakarta dan di Keraton sejak 1972, lalu mendirikan grup Lambangsari tahun 1975. Kini ia dikenal sebagai salah satu figur kunci yang menjaga kesinambungan hubungan kebudayaan Jepang–Indonesia.
Dengan pertunjukan yang sarat tradisi dan lokakarya yang menyentuh langsung antusiasme publik Jepang, diplomasi budaya Indonesia kembali terbukti bukan hanya soal “memperlihatkan”, tetapi menanamkan nilai — dari pendengaran, gerak tubuh, hingga rasa.
Baca juga: KUAI KBRI Tokyo Resmi Buka Indonesia Japan Friendship Festival 2025





