Channel9.id-Jakarta. Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Komarudin mengungkapkan ada empat tantangan dan peluang bagi sarjana Nahdlatul Ulama (NU). Keempat poin itu adalah perubahan masyarakat yang kian dinamis, perubahan geopolitik, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan, serta peningkatan kualitas pendidikan.
Hal itu disampaikan Prof. Komarudin saat mengisi materi dalam kegiatan Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW-ISNU), di aula lantai delapan Gedung Ki Hajar Dewantara pada Senin (04/09/2023).
Mengawali pemaparannya, Prof. Komarudian membahas perubahan di masyarakat. Menurutnya, masyarakat mengalami perubahan, namun perubahan tersebut tidak terlalu tampak secara fisik.
“Kalau teman-teman sudah sering dengar perubahan yang cepat. Walaupun disruptif lebih banyak di medsos, kalau saya amati, perubahan nyata tidak terlalu cepat-cepat amat,” ujarnya.
“Yang cepat di bidang IT. Tapi dalam kehidupan sosialnya ada juga yang cepat. Terutama penggunaan media sosial luar biasa sehingga merubah mindset. Dalam konteks ketenagakerjaan belum disruptif. Tapi dalam medsos, anak-anak muda candu gawai. Ini merubah mindset dan itu terjadi juga pada anak-anak kita mengalami hal seperti itu,” imbuhnya.
Tantangan kedua yang harus dihadapi berkaitan dengan perubahan geopolitik. Menurut Prof. Komarudin, kemunculan Tiongkok sebagai negara adidaya harus mendorong keterbukaan bagi semua pihak.
“Sentra atau pusat pengaruh dunia saat ini bergeser. Tidak lagi Amerika dan Eropa. Bergeser ke Cina, Persia, Rusia. Tapi yang nyata perubahan dunia ini munculnya adidaya baru yaitu Cina. Antisipasi kita, harus terbuka. Kita termasuk yang moderat. Yang penting saling menguntungkan,” tuturnya.
Tantangan ketiga yang dipaparkan oleh Prof. Komarudin adalah pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Menurut Profesor asal Fakultas Ilmu Sosial ini, masalah ini dialami oleh banyak masyarakat NU.
” Kaum nahdiyin banyak kaum bawah. Harapannya ada eskalasi, ada beasiswa. Maksudnya untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan,” ucapnya.
Tantangan terakhir yang dibawakan oleh Prof. Komarudin adalah peningkatan kualitas pendidikan. Ia menyebut bahwa pengalaman pribadinya menyadarkan pentingnya aksesibilitas pendidikan.
“Terakhir, peningkatan kualitas pendidikan. Ini jadi eskalator. Ngaca pada diri sendiri. Orang tua saya tidak sekolah, petani; kakak saya aja tidak sekolah, berhenti di tengah jalan SD; di atas saya lulus SPG. Waktu keluar SPG, akhirnya saya berpikir, oke saya tidak perlu dipikirkan biaya, yang penting izinkan saya,” ungkapnya.
“Melalui pendidikan jadi eskalator. Insyaallah orang daerah berhasil di Jakarta. Kalau orang kota sendiri, sudah biasa. Saya kira itu jadi pengantar,” pungkasnya
Baca juga: PW-ISNU Menggelar Sosialisasi Aswaja Bagi Kader DKI Jakarta di UNJ
PW-ISNU Jakarta menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Aswaja untuk kader ISNU Jakarta di aula lantai delapan Gedung Ki Hajar Dewantara pada Senin (04/09/2023). Prof. Komarudin menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan ini bersama Ketua Umum PP ISNU, Dr. Ali Maskur Musa, Pembina ISNU Endin Sofihara, Ketua Umum PWNU Samsul Ma’arif, dan Sekjen ISNU M. Kholid Syairazi.