Channel9.id-Jakarta. Sejak Kamis (27/10), usulan agar Joko Widodo (Jokowi) menggantikan posisi Megawati Sukarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan mulai mengemuka. Sehari sebelumnya, dilaporkan bahwa Relawan Ganjar Pranowo secara terbuka mendorong hal tersebut, dan ini menuai pro dan kontra. Pada gilirannya, tagar #TrahSukarnoTamat jadi populer di media sosial seperti Twitter.
Pada Rabu (26/10) lalu, dilaporkan bahwa Relawan Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (Kami-Ganjar) mendukung Jokowi agar menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan. Selain itu, mereka juga mendukung Ganjar Pranowo menjadi calon presiden.
Dikatakan bahwa demi melancarkan dua tujuan itu, Kami-Ganjar akan melakukan konsolidasi nasional di Bogor pada Minggu (30/10) nanti, sekaligus kegiatan doa bersama.
Koordinator Nasional Kami-Ganjar Joko Priyoski mengatakan bahwa “fatsun partai itu adalah demokrasi, bukan partai kerajaan, maka kami berharap Pak Jokowi mau dan bisa terpilih kelak menjadi Ketua Umum di Kongres PDIP Tahun 2024.”
“Kami yakin jika Pak Jokowi maju menjadi Ketua Umum PDIP dan Pak Ganjar terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029, semua program Nawacita Jokowi … akan bisa diwujudkan secara utuh oleh Pak Ganjar,” sambungnya.
Menyusul pemberitaan itu, kemudian tagar #TrahSukarnoTamat jadi ramai dibahas di media sosial.
Pengguna Twitter dengan nama @BosPurwa mengawali tagar tersebut, dengan mengatakan “Yang setuju naikin tagar ini #TrahSoekarnoTamat silakan retweet!” pada Rabu (26/10). Ia juga melampirkan tangkapan layar berita dari platform berita nasional.
Tweet tersebut kemudian ditanggapi oleh mereka yang pro dan kontra terhadap gagasan Kami-Ganjar, yang mendukung Jokowi sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
“Saatnya PDIP melakukan reformasi partai dan bertransformasi dari partai keluarga menjadi demokratis, maju terus Pak Jokowi,” ujar pengguna dengan akun @RezhaCha***, yang tampaknya pro pada gagasan itu.
Ada pula yang kontra seperti @DanieSas**, yang merespons dengan men-tweet, “Enak saja memangnya siapa yang berdarah darah membangun PDI-P hingga berjaya seperti sekarang???, kalau ga tau sejarahnya, Diam lebih baik, pernyataan yang kau buat akan makin membuat posisi GP terpojokkan.”
Menanggapi tagar tersebut, FX Hadi Rudyatmo—yang dikenal mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden—bahkan menolak gagasan Jokowi menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
“Ngoyo woro (mengada-ada). Pak Jokowi jangan diadu dengan Bu Mega,” pungkas Rudy, di Pucang Sawit, pada Jumat (28/10). “Yang memiliki suara kongres itu DPC PDI Perjuangan bukan relawan.”
Menurutnya, kemunculan tagar # TrahSukarnoTamat hanya membuat kegaduhan di publik. Pun berpotensi memecah belah internal partai. “Justru itulah yang ingin memecah belah PDI Perjuangan,” imbuh Rudy.