Channel9.id-Jakarta. Elon Musk mulai mengambil alih kuasa Twitter, sebagaimana laporan dari Wall Street Journal dan Washington Post. Adapun langkah awal yang ia ambil setelah membeli Twitter ialah dengan memecat CEO Twitter Parag Agrawal, COO Twitter Ned Segal, dan eksekutif top lainnya.
Dilansir dari Engadget, langkah itu diambil Musk tepat sebelum kesepakatan tercapai pada Jumat, 28 Oktober 2022 waktu setempat. Diketahui, ia sempat menyambangi markas besar di San Fransisco, California, AS. Saat itu ia bertemu para karyawan. Ia turut mengajak sejumlah teknisi Tesla untuk membantu menilai kode Twitter, lapor Bloomberg.
Sebagai informasi, penutupan kesepakatan tentunya mengakhiri pertikaian hukum antara Twitter dan Elon Musk—yang dimulai sejak April lalu. Saat itu, Musk berniat membeli Twitter dengan harga $44 miliar, namun rencana itu kemudian ditangguhkan. Ia beralasan bahwa Twitter tak transparan mengenai jumlah bot dan akun palsu di platform. Sementara itu, pengacara Twitter menilai bahwa itu hanyalah dalih Musk untuk membatalkan kesepakatan.
Baru-baru ini, Musk akhirnya memecat setidaknya empat eksekutif, termasuk pejabat kebijakan tinggi Twitter Vijaya Gadde dan penasihat umum Twitter Sean Edgett—selain CEO dan COO. Diketahui, sebelumnya Musk memang kerap mengkritik eksekutif Twitter dan bentrok dengan Agrawal.
Musk menjelaskan bahwa dia ingin membawa perubahan besar lainnya ke Twitter. Dia pernah mengatakan akan melonggarkan aturan moderasi Twitter. Ia juga berencana menghapus kebijakan pelarangan akun secara permanen. Dia pun mungkin akan melakukan PHK, namun tak akan setinggi 75 persen—sebagaimana sudah disampaikan kepada karyawan Twitter.
Layanan inti Twitter juga bisa berubah dramatis di bawah Musk. Selain melonggarkan moderasi akun, Musk ingin “membuka sumber” algoritma Twitter sehingga pengguna bisa lebih memahami rekomendasinya. Bersamaan dengan itu, Musk juga meyakinkan para pengiklan bahwa ia tak akan menyulap Twitter menjadi “neraka gratis untuk semua”, dan mengatakan bahwa Twitter harus menjadi “platform periklanan paling dihormati di dunia.”
Beberapa waktu lalu, Musk juga kerap berbicara mengenai keinginannya untuk menjadikan Twitter sebagai aplikasi X, atau aplikasi segalanya—yang mirip dengan WeChat di Cina. Ke depannya, ada kemungkinan Musk mencari cara untuk meningkatkan pendapatan Twitter dari luar iklan. Dia mengusulkan perubahan pada Twitter Blue, dan memberi gagasan untuk membebankan biaya untuk penyematan tweet.