Channel9.id-Cina. Pejabat Cina mendesak pemerintah daerah untuk menurunkan biaya mengurus dan membesarkan anak. Harapannya, langkah ini mendorong warga Cina untuk memiliki anak.
Untuk diketahui, Cina sedang dihantui resesi seks. Populasi Cina dilaporkan menurun pada bulan lalu, dan ini merupakan yang pertama sejak enam dekade terakhir. Berangkat dari fakta ini, Cina bakal diproyeksikan mengalami penurunan populasi yang panjang.
Baca juga: Cina Tutup Lagi Layanan Google, Kini Google Translate
Bersamaan dengan resesi seks itu, populasi yang menua saat ini dikhawatirkan memperlambat ekonomi. Sebab pendapatan turun sementara utang pemerintah meningkat, sebagai imbas lonjakan biaya kesehatan.
Direktur Departemen Pemantauan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di bawah Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Yang Wenzhuang, menekankan pentingnya dukungan keluarga untuk meningkatkan tingkat kesuburan.
Menurut Yang Wenzhuang, faktor utama yang membuat warga Cina enggan memiliki bayi ialah besarnya kekhawatiran tentang uang dan kebanyakan perempuan memilih mengembangkan karir.
“Pemerintah daerah harus didorong untuk secara aktif mengeksplorasi dan membuat inovasi berani dalam mengurangi biaya persalinan, pengasuhan anak, dan Pendidikan,” tandasnya, Jumat (10/2).
Sekadar informasi, di beberapa dekade terakhir, Cina berupaya mengendalikan populasinya yang meledak. Bahkan sempat memberlakukan aturan wajib satu anak pada 1980 hingga 2015. Namun, kini populasi Cina justru menyusut. Posisi Cina sebagai negara terpadat penduduk di dunia diproyeksikan akan disusul oleh India.