Hot Topic

Ribuan Buruh Pabrik Sepatu Nike Kena PHK

Channel9.id-Jakarta. Ketua Gabungan Serikat Buruh Indonesia PT Victory Chingluh Indonesia (Chingluh), produsen sepatu Nike di Indonesia, mengatakan  perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 4.985 karyawan. Rata-rata karyawan yang kena PHK dengan masa kerja tiga bulan atau percobaan serta karyawan tetap dengan masa kerja di bawah satu tahun.

“Itu data per tanggal 20 Mei. Pertama, itu Maret dan April untuk yang masa percobaan 3 bulan,” kata Wandi seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis, 28 Mei 2020.

Menurut Wandi, lima serikat pekerja yang ada di Chingluh sudah melakukan diskusi dengan manajemen perusahaan dan meminta agar opsi PHK tak diambil. Serikat pekerja menyarankan manajemen untuk melakukan efisiensi biaya operasional dan pengurangan jam kerja agar beban perusahaan dapat berkurang di tengah pandemi covid-19.

Namun, opsi tersebut tak diambil oleh perusahaan lantaran rendahnya permintaan pasar serta masalah-masalah lain yang membebani perusahaan seperti sulitnya bahan baku. “Akhirnya, opsi itu diambil. Dan kami minta agar ada kepastian soal hak-hak buruh yang di-PHK sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 156 tentang kompensasi,” kata Wandi.

Ia menambahkan, manajemen juga berjanji bakal kembali melakukan perekrutan karyawan yang terkena PHK di masa pandemi ini. “Ini baru pertama kalinya terjadi sejak berdirinya Chingluh. Akibat pandemi ini PHK dilakukan besar-besaran. Tapi perusahaan memberi catatan akan memprioritaskan mereka yang di-PHK untuk kembali bekerja jika ada lagi rekrutmen setelah kondisi stabil,” ujar Wandi.

Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Kementerian Ketenagakerjaan John Daniel Saragih, membenarkan PHK massal yang dilakukan Chingluh. Menurut dia, PHK seharusnya bisa dicegah jika perusahaan bisa melakukan efisiensi dengan manajemen yang baik.

Selain Chingluh, pabrik sepatu lain yang melakukan PHK terhadap karyawan adalah PT Shyang Yao Fung, yakni buyer Adidas yang berada di Kota Tangerang.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan kasus PHK yang terjadi pada Chingluh sebenarnya fenomena puncak gunung es. Selain PHK, industri alas kaki di Indonesia juga merumahkan ratusan ribu karyawan selama masa pandemi.

Selain penurunan permintaan pasar, sulitnya bahan baku dan kekhawatiran penyebaran covid-19 membuat pabrik sepatu menghentikan sementara produksinya. Perusahaan juga melakukan efisiensi besar-besaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

58  +    =  62