Ringankan Beban RS Rujukan, Jatim Optimalkan Rumah Karantina
Nasional

Ringankan Beban RS Rujukan, Jatim Optimalkan Rumah Karantina

Channel9.id-Surabaya. Perkembangan kasus Covid-19 terus meningkat di sejumlah Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Data Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, per tanggal 25 Juni 2021, pasien konfirmasi positif Covid-19 tembus sebanyak 975 kasus baru.

Lonjakan ini berdampak pada ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 yang kian menipis. Keterisian atau bed occupancy rate (BOR) di Jatim saat ini tercatat sebanyak 76 persen untuk ruang isolasi biasa, sedangkan, BOR ruang ICU mencapai 74 persen.

“Beberapa BOR rumah sakit zona merah di beberapa daerah mengalami kenaikan cukup signifikan,” kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui keterangan tertulisnya.

Di tiga zona merah, yakni Bangkalan, BOR isolasi biasa tercatat 85 persen, BOR ICU 60 persen. Sementara di Ponorogo BOR isolasi 96 persen dengan BOR ICU yang mencapai 82 persen. BOR isolasi di Kabupaten Ngawi 82 persen dengan BOR ICU sebanyak 60 persen.

Di zona oranye seperti Kota Surabaya, BOR ruang isolasi biasa mencapai 92 persen dan BOR ICU mencapai 60 persen.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Khofifah pun menganjurkan pengoptimalan penggunaan isolasi terpusat di Rumah Karantina yang hingga saat ini telah terisi sebesar 21 persen.

Rumah Karantina ialah fasilitas yang difungsikan sementara untuk isolasi pasien Covid-19. Khofifah mengatakan hal itu berguna untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan Covid-19 yang seharusnya bisa lebih fokus pada pasien dengan gejala sedang ke berat.

“Bisa meringankan beban rumah sakit rujukan. Karena selama ini, rumah sakit rujukan seringkali dipenuhi oleh pasien-pasien yang bergejala ringan,” ucapnya.

Khofifah pun menjanjikan pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien di Rumah Karantina akan tetap maksimal. Masyarakat tak perlu khawatir, sebab semua pasien akan diawasi dengan ketat dan diberi tindakan cepat jika menunjukkan gejala lebih serius.

“Yang diisolasi di Rumah Karantina itu pasien-pasien dengan saturasi oksigen baik. Tapi kalau memang saturasi oksigen pasien sudah turun di bawah 95 persen, barulah akan dirujuk ke rumah sakit,” ucapnya.

Saat ini, kata Khofifah, rata-rata BOR di berbagai Rumah Karantina masih sangat longgar, yakni sebanyak 21 persen atau sekitar 641 orang saja. Masih ada kurang lebih 3.054 ruang karantina terpusat yang tersebar di 28 kabupaten/kota.

Khofifah di tengah masa pemulihan dari Covid-19 kali keduanya, terus mengingatkan masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, prokes ini penting bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri tapi juga untuk keselamatan keluarga dan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

60  +    =  62