Channel9.id-Jakarta. Banyak tokoh publik yang melakukan kritik pedas kepada salah satu staf khusus (stafsus) milenial Preisden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai ambil keuntungan pribadi melalui perusahaannya dari adanya pandemi virus korona. Dua stafsus itu adalah yakni Andi Taufan Garuda Putra dan Belva Devara.
Salah satu tokoh public yang melakukan kritik kepada dua orang itu adalah Rizal Ramli, Mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) era Presiden Abdurrahman Wahid.
Melalui akun Twitter resminya @RizalRamli pada Sabtu (17/4), Rizal berpendapat, Stafsus Jokowi tersebut telah memberikan citra buruk para kaum milenial yang selama ini dipandang baik, pintar, dan energi positif lainnya.
“Istilah millenials awalnya terasa hebat. Ternyata dirusak oleh “Distorted Millenials”: kejar uang dan kekuasaan habis-habisan, lupakan ethics, integritas, dan kemanusian ???? Indonesia sangat perlu enlightened milenials..,” tulis @RizalRamli, Sabtu (18/4/2020).
Istilah millenials awalnya terasa hebat. Ternyata dirusak oleh “Distorted Millenials”: kejar uang dan kekuasaan habis2an, lupakan ethics, integritas, dan kemanusian ????
Indonesia sangat perlu enlightened milenials.. ????
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal)
Seperti diketahui, pemerintah selama pandemi virus corona (Covid-19) memberikan pada berbagai hal. Pemerintah menggaet platform digital yang dimiliki staf khusus millenial. Satu Ruang Guru digawangi Belva Devara, sementara lainnya PT Amartha Mikro Fintek di mana Andi Taufan Garuda Putera sebagai CEO.
Belva Devara dianggap dapat dana proyek sebesar Rp5,6 triliun melalui platform ruang guru. Sementara itu, Andi Taufan mengirimkan surat kepada seluruh camat di Indonesia dengan menggunakan kop resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Andi Taufan dinilai menjual pengaruhnya sebagai staf khusus presiden demi mendapatkan keuntungan untuk perusahaannya, Amartha untuk program ‘Relawan Desa Lawan COVID-19’ yang diinisiasi Kementrian Desa.
Seperti yang diketahui dalam surat berkop itu, ada dua hal yang fokus CEO dan Founder PT Amartha Mikro Fintek tersebut untuk diperhatikan para camat di wilayah Jawa, Sulawesi dan Sumatera.
(VRU)