Nasional

Rizal Ramli, Pakar Ekonomi Kerakyatan dan Aktivis Itu Kini Telah Tiada

Channel9.id – Jakarta. Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaik bangsa. Ekonom senior Rizal Ramli meninggal dunia pada Selasa (2/1/2024). Rizal Ramli meninggal pada usia 69 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Kabar duka telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Kami segenap keluarga memohon maaf jika ada kesalahan beliau selama hidupnya,” tulis keluarga Rizal Ramli yang disebar di grup awak media.

Dilansir laman resmi ekon.go.id, Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954. Ia adalah seorang mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia. Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.
Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.

Di dalam pemerintahan, pria lulusan S-1 Jurusan Teknik Fisika ITB ini pernah menjabat sejumlah posisi penting. Rizal Ramli pernah menjabat sebagai menteri di era Presiden Abdurrahmah Wahid (Gus Dur) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada era Gus Dur, ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) dan Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

Sedangkan pada era Presiden Jokowi, Rizal Ramli pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia. Pada 27 Juli 2016, jabatan Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman digantikan oleh Luhut B. Panjaitan.

Selain itu, Rizal Ramli juga pernah beberapa kali dipercaya sebagai komisaris utama Badan Usaha Milik Nasional (BUMN), di antaranya PT. Semen Gresik, Bank Nasional Indonesia dan Direktur Bulog. Rizal Ramli juga pernah dipercaya sebagai Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tandingan pada September 2013.

Aktivisme hingga akhir hayat

Sebagai anak yatim-piatu, Rizal mesti membiayai sendiri kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Tekanan hidup itu justru mendekatkan dirinya dengan problematika masyarakat. Rizal Ramli pun sejak masih muda dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang terlibat dalam gerakan sosial politik era Orde Baru.

Pada 1978, ia ikut dalam gerakan menentang pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden. Kejadian itu memberinya ruang di sel selama 18 bulan. Lepas dari penjara, Rizal Ramli banyak meniti pendidikan di luar negeri. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan sejurus kemudian memutuskan pulang ke tanah air.

Di Indonesia, Rizal mendirikan Econit (1992). Sebuah lembaga pengkajian ekonomi. Dari Econit inilah, Rizal menuai reputasinya sebagai pejuang “ekonomi kerakyatan” yang sejalan dengan pemikir ekonomi para pendiri bangsa seperti Bung Hatta. Konsep ini menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengatur perekonomian untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Tak hanya terampil dalam merumuskan kebijakan, Rizal Ramli juga dikenal sebagai seorang yang tegas dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. Salah satu contohnya adalah ketika ia menolak kenaikan harga BBM yang digulirkan oleh pemerintah. Pada saat itu, ia bisa dikatakan sebagai sosok yang paling vokal serta kritis dalam menolak kenaikan harga BBM, sekaligus sebagai tokoh yang memperjuangkan hak rakyat.

Di lapangan politik, Rizal Ramli dikenal sebagai tokoh yang bebas, berani, dan konsisten dalam menjalankan prinsipnya. Beliau kerap mendapatkan sorotan media massa karena mempertanyakankan isu-isu krusial dalam negeri dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mungkin dirasakan merugikan rakyat.

Meninggal mendadak pada usia 69 tahun, Rizal Ramli meninggalkan kenangan dan jejaknya yang masih terus diingat. Rizal bukanlah sosok yang akan mudah dilupakan karena kontribusinya bagi Indonesia, meninggalkan ide dan gagasan serta perjuangan yang telah memberikan pengaruh besar bagi bangsa dan negara.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  2  =