Hot Topic

Rizal Ramli: Setelah Blackout, PLN Harus Dibenahi Menyeluruh

Channel9.id-Jakarta. Tokoh nasional, Rizal Ramli, menegaskan, perlu  pembenahan menyeluruh terhadap PLN setelah terjadi kasus listrik padam di sebagian Jawa pada Minggu hingga Selasa dinihari silam. “PLN belum membaik, harus dibenahi,” katanya.

Dalam rilis pada Selasa (6/8), Rizal menduga, kasus blackout listrik yang terjadi di sebagian Pulau Jawa, pada Minggu hingga Selasa dini hari,  dilatari oleh kecerobohan manajemen PLN.  “Dugaan ini harus diuji dan dinvestigasi,” katanya.

Rizal menyatakan, ada yang aneh dengan kejadian blackout kemarin.  Ia bilang, pusat tenaga listrik di sekitar Jakarta cukup memadai. Tapi bahan bakarnya mahal, memakai gas. Mestinya, pembangkit mahal ini tidak dimatikan semua supaya ada cadangan.

Di sisi lain, pembangkit listrik di Jawa Timur memang punya energi primer lebih murah, yakni batubara. “Anehnya, kenapa semuanya, enam unit, kok down semua?” kata Rizal.

Yang jelas, ujar Rizal, kasus padamnya listrik menunjukkan tabir bahwa kekuatan energi  Indonesia lemah. “Ternyata mudah sekali kita dilumpuhkan,” sindir mantan Menko Kemaritiman itu.

Kepada Presiden Joko Widodo, Rizal mengingatkan agar fokus pada pembenahan PLN dan sistem-sistem layanan lain agar tidak sepenuhnya tergantung pada listrik PLN.

Ekonom senior ini juga menyatakan, PLN sebagai BUMN yang strategis sempat dibenahi di awal-awal reformasi. Bahkan dengan cara yang terhitung out of the box.

Pada saat  menjadi  Menko Ekuin, 2000-2001, Rizal pernah dihadapkan pada problem korupsi dan marked up di PLN. Hampir semua, atau 27 kontrak Pembelian Listrik Swasta (PPA) ternyata begitu mahal. Sekitar USD 7-12 cent per megawatt, padahal kisaran harga di seluruh dunia hanya USD 3 cents.

Beban PLN naik menjadi USD 85 miliar sehingga nyaris mengalami kebangkrutan. Sebelumnya, Presiden BJ Habibie melalui Direktur Utama PLN, Adi Satria mengajukan salah satu kontraktor PPP ke pengadilan abitrase internasional. Namun mengalami kekalahan telak.

Melihat kenyataan tersebut, Rizal memutuskan tidak menggunakan jalur arbitrase dalam menggugat kontraktor-kontraktor nakal. Dia mengundang kawannya yang menjabat redaktur di Wall Street Journal, koran bisnis paling berpengaruh di dunia.

Wall Street Journal diminta Rizal untuk menjelaskan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) perusahaan-perusahaan multi nasional yang bermain dengan kroni-kroni kekuasaan di Indonesia. Kemudian, praktik KKN itu ditayangkan di halaman depan Wall Street Journal selama tiga hari berturut-turut sehingga puluhan bos perusahaan asing yang punya kontrak dengan PLN menemui Rizal Ramli untuk renegosiasi karena takut nama dan saham perusahaannya jatuh.

Hasilnya luar biasa, beban utang PLN akhirnya berhasil dikurangi USD 50 miliar, dari USD 85 miliar menjadi USD 35 miliar. Belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia pengurangan utang sebesar itu.

Rizal menyatakan, masih banyak PR pembenahan di PLN setelah nyaris dua dekade berlalu. Tapi ia mengingatkan, pembenahan jangan mengandalkan cara-cara konvensional. Perlu cara-cara yang taktis dan inovatif. “Cara konvensional mudah ditebak dan ditekuk oleh mereka yang tak mau PLN dibenahi,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

36  +    =  42