Channel9.id – Jakarta. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), lewat Direktorat Sosialisasi dan Komunikasi, bersama dengan Universitas Brawijaya, menyelenggarakan Seminar mengenai Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila melalui Seminar Pancasila untuk DUnia: “To Build The World Anew”, pada hari Senin (26/02/2024), di Gedung Widyaloka, Kompleks Universitas Brawijaya.
Dalam acara itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP) Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny, sapaan akrabnya menyatakan bahwa persoalan yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia adalah tidak menjadinya Pancasila sebagai pedoman moral dan etika dalam publik, melainkan hanya menjadi etika dan moral secara personal.
“Padahal Pancasila adalah ideologi Pancasila, sebagai sebuah pandangan hidup dan dasar bangsa dan negara Indonesia. Itulah yang menjadi konsensus kita sebagai bangsa Indonesia yang adalah menjadi satu, dengan negara Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2/2024).
Staf Khusus Ketua DP BPIP ini juga menunjukkan jomplangnya pelaksanaan nilai Pancasila.
“Pancasila jadi cuma slogan. Pancasila cuma digaungkan dan diserukan dimana-mana, tapi hampir nihil pelaksanaannya, apalagi dalam kehidupan publik, penyelenggaraan pemerintahan. Kita sudah lihat contoh nihilnya, sampai sekarang,” serunya.
Pakar komunikasi politik ini pun menyerukan bahwa para mahasiswa harus mau dan harus diberikan fasilitas oleh lembaga pendidikan, untuk menjalankan nilai Pancasila dalam kehidupan publik.
“Pancasila harus bisa dijabarkan secara praktek dan konkrit di kehidupan publik, dan ini sebenarnya tugas dan fungsi para intelektual, termasuk mahasiswa. Kenapa mahasiswa? Karena kalian adalah masa depan Indonesia. 10 sampai 15 tahun lagi, Indonesia di tangan anda semua. Bagaimana jadinya kalau anda semua tidak mengerti dan tidak tahu bagaimana Pancasila dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari?” tukasnya.
Merujuk pada Buku Pancasila: Dari Indonesia Untuk Dunia, Benny menyatakan bahwa Bung Karno memang meletakkan Pancasila sebagai dasar moral publik.
“Bung Karno menggali Pancasila itu bukan hanya sebagai untuk dasar moral pribadi, tetapi moral publik. Pancasila menjadi ideologi dan dasar negara sehingga nilai Pancasila harus menjadi dasar dan filosofi dalam berbangsa dan bernegara,” katanya.
“Pancasila harusnya menjadi working ideology; memang sudah menjadi living ideology. Working ideology itu Pancasila menjadi nilai dalam praktis bekerja. Pancasila bukan hanya menjadi pengetahuan dan spirit pembangunan, tetapi juga menjadi pathos: Pancasila terlibat dalam kebatinan perilaku dan etika Pancasila terus berjalan.”
Dia pun mengajak universitas dan mahasiswa untuk segera melakukan kajian-kajian mengenai hidup praktis yang mengikutsertakan nilai Pancasila.
“Ekonomi Pancasila, contohnya. Kita masih pakai teori lama dan itu terus, tidak ada gagasan baru, tidak ada pemikiran kritis baru. BPIP bersedia untuk ikut serta juga mendukung kajian-kajian seperti itu, agar benar-benar Pancasila jadi nilai yang hadir di kehidupan publik, bukan hanya jadi moral pribadi,” tegas Benny.
Para pembicara lainnya, seperti Hariyono, menegaskan bahwa Buku Pancasila: Dari Indonesia Untuk Dunia, semakin menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya hadir dalam ruang normatif.
“Lewat buku ini, dan juga kami, berharap sekali Pancasila tidak hanya normatif, dihapal, tetapi juga hadir dalam ruang keseharian masyarakat, menjadi sangat aplikatif, dan dirasakan masyarakat. Penjabarannya? Ya lewat forum-forum diskusi seperti ini awalnya, sebelum dituang kedalam materi yang aplikatif,” katanya.
IG