Hot Topic

Rp 4,2 Triliun untuk Atasi Ebola, Petugas Kesehatan Diserang Warga

Channel9.id-Jakarta. Setelah Presiden Republik Demokratik Kongo, Felix Tshisekedi, menerima vaksin baru untuk mengatasi wabah maut Ebola di negaranya, Bank Dunia segera menggelontorkan paket bantuan dan kredit senilai US$ 300 juta atau Rp 4,2 triliun untuk perang melawan virus mematikan ini. Namun, petugas kesehatan di Kongo terancam oleh sikap warga yang tidak bersahabat.

Paket dari Bank Dunia sendiri, menurut Reuters (24/7), mencapai separuh dari kebutuhan tanggap darurat kasus Ebola dalam setahun ke depan. Pemerintah Kongo dan konsorsium internasional akan menyepakati paket tersebut pekan depan.

Virus maut Ebola sudah menelan korban hampir sebanyak 1.750 orang dalam beberapa bulan terakhir ini. Fakta ini menjadi ironis karena, tepat setahun silam, pemerintah Kongo sudah mengklaim bebas dari virus Ebola.

Laporan VoA menyatakan, pada 26 Juli 2018, wabah Ebola resmi dinyatakan lenyap dari Kongo. Status sehat tersebut mulai berlaku sejak 24 Juli 2018.

Klaim tersebut didasarkan pada tidak ditemukannya kasus ebola selama 42 hari terakhir. Ini artinya, tak ada virus yang berhasil melewati dua periode inkubasi, masing-masing selama 21 hari.

Pada waktu itu, hingga dinyatakan aman, Ebola “baru” membunuh 33 orang warga Kongo. Namun, beberapa bulan berselang, virus muncul lebih menggila.

Pemerintah Kongo pun kalang kabut. Korban tewas terus berjatuhan hingga nyaris 1.750 orang. Bahkan, petugas kesehatan turut menjadi korban. Beberapa petugas meninggal karena tak sengaja tertular saat merawat pasien.

Tidak itu saja, petugas juga kerap diserang warga. Sejak Januari 2019 hingga pekan silam, terdapat 198 serangan ke petugas kesehatan maupun fasilitas penanganan ebola. Tujuh orang tewas dan 58 luka-luka. Serangan terakhir terjadi Senin (15/7) di Provinsi North Kivu.

Warga Kongo yang bertahun-tahun hidup dalam konflik sulit percaya kepada orang asing. Bahkan, meski Ebola sudah 10 kali mewabah di Kongo, masih banyak penduduk yang tak percaya bahwa itu disebabkan virus.

Saat ini, organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menyatakan wabah Ebola Kongo sebagai darurat internasional.

Status ini menimbulkan konsekuensi tersendiri. Pemerintah Kongo guncang ketika Menteri Kesehatan Oly Ilunga mundur dari jabatannya. Ilunga memprotes tekanan dari luar untuk meluncurkan vaksin Ebola eksperimental terbaru.

Vaksin Ebola terbaru ini dianjurkan beberapa lembaga bantuan dan donor yang tergabung dalam konsorsium MSF and Epicentre. Saat ini, Kongo hanya menggunakan vaksin produksi gergasi farmasi Merck. Dalam waktu dekat, setelah komitmen bantuan dari Bank Dunia tadi, vaksin Ebola eksperimental Johnson & Johnson yang saat ini masih tersimpan di Belanda, siap dikirimkan ke sana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  54  =  64