Channel9.id-Rusia. Rusia telah melaksanakan kegiatan lima latihan militer dengan pasukan dan tanknya di dekat perbatasan Ukraina pada hari Selasa lalu, Rabu (12/1/2022). Hal ini membuat prospek diskusi Rusia dengan Amerika Serikat nanti menjadi turun dalam mengatasi krisis di Ukraina.
Sehari setelah pihak AS mendesak Rusia di Jenewa untuk menarik sekitar 100,000 pasukannya dari dekat daerah perbatasan Ukraina, Menper AS menyebutkan sekitar 3,000 tentara sudah mulai melakukan latihan perang, termasuk melakukan simulasi perang di empat daerah barat daya Rusia.
Latihan itu mengindikasikan kalau Rusia tak berniat untuk mengurangi tekanan militer yang berhasil membuat AS mau berdiskusi dengannya. Dalam negosiasi tersebut, Rusia telah meminta adanya jaminan keamanan yang cepat dari negara-negara Barat.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebutkan kalau ia senang diskusi Senin lalu dijalankan dengan terbuka, substansif dan lugas. Tetapi, hasil diskusi tersebut tak memberikan sinyal yang baik untuk kedepannya.
“Rusia ingin adanya bukti nyata yang cepat,” ujarnya. “Disini tidak ada tenggat waktu yang jelas, tak ada yang mengatur soal itu – yang ada hanyalah kekecewaan Rusia karena terus dipermainkan dalam proses ini,” paparnya.
Peskov menyebutkan kalau situasi ini akan menjadi lebih jelas setelah diskusi ronde kedua yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada minggu ini. Kedua diskusi itu adalah dengan NATO di Brussels pada hari Rabu dan dengan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Vienna pada hari Kamis.
Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, dalam wawancaranya dengan para reporter menyebutkan kalau ia “merasa kecewa” setelah mendengar Kremlin tak optimis dengan diskusi-diskusi pekan ini, dan menyatakan kalau AS menginginkan adanya pertukaran pandangan yang konstruktif untuk terus berlanjut.
Rusia melakukan latihan militer dengan senjata nyata “tentunya merupakan tindakan yang melawan arah dalam mengatasi ketegangan dengan Amerika Serikat,” tambah Nuland.
(RAG)