Rusia Pertimbangkan NATO Mengenai Pertemuan di Bulan Januari
Internasional

Rusia Pertimbangkan NATO Mengenai Pertemuan di Bulan Januari

Channel9.id-Rusia. Rusia telah menerima proposal dari NATO untuk mengadakan pertemuan membahas keamanan Rusia pada tanggal 12 Januari dan sedang mempertimbangkan proposal tersebut, lapor agensi berita TASS yang mengutip pernyataan dari Menteri Luar Negeri Rusia, Senin (27/12/2021).

Rusia bulan lalu memaparkan daftar keinginan proposal keamanan yang ingin mereka negosiasikan, termasuk permintaan mereka agar NATO mau berjanji akan meninggalkan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina.

“Kita sudah menerima pernyataan dari NATO dan kami sedang mempertimbangkannya,” tulis TASS yang mengutip ujaran Menlu Rusia.

Baca juga: Rusia Desak AS Untuk Berikan Respon Jaminan Keamanan

Amerika Serikat dan Ukraina menuduh Rusia tengah menyiapkan invasi ke negara tetangga bekas Uni Soviet itu. Rusia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan hubungan Ukraina dengan NATO yang semakin erat merupakan alasan mengapa terjadi ketegangan diantara keduanya. Rusia mengumpamakan ketegangan ini dengan krisis Kuba 1962 yang hampir saja menyebabkan perang nuklir.

Presiden Vladimir Putin pada hari Kamis menyatakan kalau Rusia ingin menghindari konflik, tapi mereka menginginkan adanya tanggapan “cepat” dari Amerika Serikat dan aliansinya mengenai proposal keamanan mereka. Rusia menginginkan diskusi dengan AS mengenai proposal tersebut agar dimulai pada bulan Januari di Jenewa.

Kepemerintahan Presiden AS Joe Biden sudah mengatakan kalau beberapa proposal keamanan Rusia sudah pasti tak bisa mereka terima, namun AS akan merespon proposal tersebut dengan gagasan-gagasan yang lebih kongkrit dalam pertemuannya nanti.

Dalam wawancara di acara televisi CBS “Face The Nation”, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengungkapkan kalau AS terus menjaga komunikasi erat dengan Rusia mengenai isu ini dan ia menegaskan kembali komitmen AS untuk integritas teritorial Ukraina.

“Kami sudah sangat jelas kalau kita sudah siap untuk menjatuhkan sanksi yang sangat berat,” ujar Harris tanpa menjelaskan lebih rinci mengenai sanksi yang ia maksud.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  29  =  35