Lifestyle & Sport

Sabu Bisa Meningkatkan Gairah Seks, Apa Iya?

Channel9.id-Jakarta. Artis Reza Artamevia baru saja diamankan polisi akibat mengonsumsi narkoba jenis sabu. Menurut keterangan polisi, artis berusia 45 tahun ini menggunakan sabu selama pandemi Covid-19  berlangsung. Reza beralasan, untuk mengisi kegiatan akibat lebih banyak beraktivitas di rumah.

Bagi orang awam, sulit dipahami mengapa orang menggunakan sabu dengan alasan untuk mengisi waktu luang. Jadi, sebenarnya apa efek sabu bagi tubuh?

Sabu atau secara medis dikenal dengan metamfetamin merupakan suatu obat psikostimulan yang menghasilkan efek mirip kokain dan metilfenidat.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychopharmacology, sabu atau metamfetamin merupakan golongan psikostimulan kuat yang dapat meningkatkan gairah seks dan kepuasan seksual. Namun, penelitian yang dilakukan pada mencit itu menyebut bahwa efek yang dirasakan bergantung dari dosis sabu yang digunakan. Pada dosis rendah, sabu tidak akan berdampak apapun pada gairah seks.

Sementara itu, Washington Medical Center di Vancouver, Kanada, memaparkan bahwa penggunaan sabu juga berpotensi membuat seseorang rentan melakukan perilaku seks berisiko. Hal ini karena sabu dapat membuat “kerusakan” di lobus frontal otak, sehingga mampu mengubah perilaku, termasuk persepsi akan sesuatu, kontrol diri, dan penilaian terhadap hal tertentu.

Karena itulah, banyak pengguna sabu rentan untuk melakukan perilaku seks bebas dan tidak sehat, seperti sering berganti pasangan seksual, seks anal, atau berhubungan seks dengan pasangan yang menderita infeksi menular seksual.

Kesimpulannya, sabu memang bisa meningkatkan gairah seks. Namun, hal ini hanya bersifat sementara dan bergantung dari dosis sabu yang masuk ke tubuh. Semakin banyak sabu yang masuk, semakin besar pula gairah seks yang dirasakan.

Namun, jangan tergiur dengan efek semu yang ditimbulkan sabu. Bukannya meningkatkan performa dan gairah seks, faktanya sabu membuat pengguna sangat berisiko mengalami gangguan kecemasan berat, paranoid,  gangguan tidur, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Tak hanya itu, efek sabu bisa meningkatkan tekanan darah dan nadi, tubuh gemetar, dan muncul perilaku kasar yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Bahkan, pengguna narkoba jenis sabu juga lebih berisiko untuk mengalami infeksi menular seksual, mulai dari sifilis, hepatitis B, hingga HIV. Daripada mengundang penyakit, lebih baik menghindari segala bentuk penggunaan narkoba. Toh efek semu yang ditimbulkan, hanya bersifat sementara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  41  =  49