Nasional Opini

Satu Abad NU

Oleh: A. Halim Mahfudz*

Channel9.id-Jakarta. Perjalanan satu abad bagi NU tentulah prestasi tersendiri yang terus menjadi perhatian. Daya juang, daya tahan, menjaga keteguhan nilai, dan liku-liku manuver organisasi ini tentu telah melewati berbagai tantangan, hambatan,  dan cobaan. Alur perjalanan mulai dari menata organisasi untuk kemaslahatan warganya, membangun dan menjalin hubungan dengan organisasi lain termasuk dengan negara, dan merancang wawasan ke depan tentu telah mengalami tantangan dan menemukan berbagai solusi di era yang berbeda-beda.

Abad pertama NU penuh dengan perjuangan, darah, dan doa sejak negeri ini belum lagi diproklamasikan. Perjuangan menegakkan da  meluruskan Islam, menjaga eksistensi ahlussunnah wal jamaah, perjuangan memerdekaan diri dari penjajahan, memperjuangkan bentuk negara yang bisa diterima banyak pihak, mempertahankan garis perjuangan melawan pemikiran pembelokkan agama hingga menerima Pancasila sebagai pedoman negara telah pula dilalui oleh NU. Tetapi apa yang telah dilakukan NU dalam 100 tahun sama sekali tidak menunjukkan bahwa perjuangan NU berarti sampai pada titik akhir. Bahkan tantangan lebih besar segera terhampar di halaman depan.

Tantangan ini sebenarnya telah terjadi secara gradual dan kini terhampar di halaman depan NU memasuki abad kedua.  Tantangan ini memiliki skala lebih besar, dampak lebih luas, dan membutuhkan penanganan yang lebih empiris.  Bahkan, tantangan itu diiringi oleh berbagai potensi ancaman yang juga dalam skala luas dan serius.

Tahun 2015, PBB menyepakati cetak biru 17 agenda besar Sustainable Development Goals (SDG) untuk membangun perdamaian dan kemakmuran umat manusia saat ini dan di masa depan.  Tujuhbelas agenda besar ini merupakan panggilan darurat untuk seluruh negara, baik berkembang maupun maju, untuk membahas kemitraan global.

Baca juga: Gus Yahya: Selamat Datang di Abad Kedua NU

Tujuhbelas tujuan besar itu antara lain no poverty, zero hunger, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan inklusif berkualitas, ketersediaan dan manajemen air bersih, energi yang terjangkau, climate justice (keadilan iklim) dan kemitraan global.  Ini adalah bagian dari tujuan yang dirancang PBB.  NU perlu dan harus ikut memilah sesuai kapasitas dan agenda NU untuk berkiprah sebagai sumbangsih NU kepada masyarakat global.

NU kini memiliki 34 Pengurus Cabang Internasional NU (PCINU) di seluruh dunia. NU dan perkembangan PCINU menemukan momentum untuk berbicara isu-isu global.  Dan dari agenda besar PBB, NU bisa berkiprah dalam 2 isu yaitu pendidikan inklusif dan climate justice.

Dengan tidak meninggalkan tujuan-tujuan nasional yang selama ini telah digarap, NU harus makin intens terlibat dalam memikirkan dan berpartisipasi dalam Sustainable Development Goals. Tujuan-tujuan seperti no poverty, zero hunger, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan inklusif berkualitas adalah bidang garapan yang selama ini sudah jadi isu akrab bagi NU.

*Pengasuh Pesantren Salafiyah Seblak, Jombang

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  59  =  68