ara warga yang terkena dampak banjir mulai kembali ke rumahnya masing-masing pada hari Kamis (25/3/2021). Disaat langit Australia kembali cerah,
Internasional

Sebagian Warga Australia Pulang ke Rumahnya

Channel9.id-Australia. Para warga yang terkena dampak banjir mulai kembali ke rumahnya masing-masing pada hari Kamis (25/3/2021). Disaat langit Australia kembali cerah, pemerintah mempercepat upaya bersih-bersihnya, walaupun perintah evakuasi masih ada di beberapa tempat yang tingkat ketinggian masih terus naik.

Hujan turun tanpa ampun selama lima hari berturut yang membuat sungai-sungai meluap, membanjiri rumah-rumah, jalanan, jembatan dan pertanian dan memutus jalur antar kota-kota di timur Australia. Lebih dari 40,000 orang terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman dan dua orang meninggal setelah terjebak di dalam mobilnya.

Baca juga : Amerika Memperkuat Hubungannya dengan NATO

Pada hari Kamis (25/3/2021) air terus mengalir dari tanggul dan sungai yang meluap, terutama di New South Wales.

“Walaupun hari sudah mulai cerah, bukan berarti keadaan sudah aman,” kata Badan Meteorologi Australia pada pernyataannya.

Air banjir dari sungai Mehi membelah kota Moree, sebuah kota 650 kilometer dari barat laut Sydney, menjadi dua. Banjir besar masih terjadi di daerah pinggiran Richmond Utara dan Windsor.

Tapi, tim penyelamat termasuk personel pasukan pertahanan dapat merasa sedikit lega dengan meredanya kondisi saat ini. Mereka memanfaatkan kondisi ini untuk membersihkan puing-puing dan mengirimkan pasokan di beberapa daerah.

“Berita terbaik yang saya terima pagi ini adalah kebanyakan sungai sudah kembali seperti semula,” ujar perdana menteri NSW, Gladys Berejiklian dalam konferensi pers yang ditayangkan di televisi.

“Dan saat ini kita sedang mempertimbangkan… masyarakat mana yang dapat kembali ke daerahnya masing-masing dalam beberapa hari kedepan, dan saat ini kami butuh kesabaran masyarakat dalam menghadapi semua ini,” tambahnya.

Sekitar 40% dari 25 juta populasi Australia terkena dampak cuaca buruk yang saat ini terjadi di sebagian besar daerah di Australia, akhir-akhir ini.

Beberapa perintah evakuasi sudah dicabut, tapi masih ada sekitar 20,000 orang yang menunggu di pusat bantuan, kata Berejiklian.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  43  =  50