Nasional

Sebut Milenial Tidak Ada Sumbangsih, CBA:  Megawati Tidak Berpikir Jernih

Channel9.id – Jakarta. Koordinator CBA Jajang Nurjaman menyampaikan, ada yang aneh dalam pernyataan Megawati Soekarnoputri terkait generasi milenial. Dia khawatir cara berpikir tokoh besar ini sedang tidak jernih.

“Dan didorong nafsu dan kepentingan, mudah-mudahan saja saya keliru,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (30/10).

Secara garis besar Megawati mempertanyakan sumbangsih generasi milenial. Ditekankan lagi dengan pernyataan selanjutnya generasi milenial kerjaannya hanya demo saja.

“Ini jelas pernyataan berbahaya, seolah-olah generasi milenial yang melakukan aksi atau demo dalam menyikapi berbagai kebijakan pemerintah dianggap malas, tidak ada kerjaan dan stigma negatif lainnya,” katanya.

Menurutnya, Megawati seharusnya semakin Arif dan bijaksana dalam melihat persoalan bangsa termasuk generasi milenial.

“Alih-alih mempertanyakan apa sumbangsihnya generasi milenial, coba ditanyakan dan direnungkan terlebih dahulu apakah generasi milenial sudah mendapatkan haknya sebagai warga negara sebagai anak muda penerus bangsa. Bagaimana dengan Pendidikan-nya, kesehatan-nya, dan aspek penting lainnya yang kalau tidak salah Puan Maharani yang pernah jadi Menko PMK sempat menjalankan program revolusi mental dengan anggaran ratusan miliar lebih, tapi apa hasilnya?,” ujarnya.

Pun generasi milenial yang melakukan aksi dan terjadi kerusuhan termasuk pengrusakan fasilitas umum bukan tanpa sebab, mereka dengan tegas dan keras menolak Omnibus Law UU Ciptaker yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil, dan bisa merugikan orang susah termasuk generasi milenial yang melakukan aksi.

“Jadi, aksi ini adalah bentuk perjuangan untuk menjamin masa depan yang lebih baik dan melawan lahirnya aturan yang dianggap tidak adil,” ujarnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan generasi milenial (aksi tolak Omnibus Law) itu sebagian dari hak berdemokrasi. Demokrasi pun yang selalu digaungkan partai Megawati.

“Tapi kenapa Ibu Megawati malah mempertanyakan dan nyinyir terhadap generasi milenial yang melek politik perduli dengan persoalan bangsa, serta kritis,” lanjutnya.

“Ketimbang Megawati ikut-ikutan nyinyir seperti emak-emak tetangga rumah saya yang kerjaannya cuma ngegosip, lebih baik renungkan dan pertanyakan generasi mana yang paling banyak korupsinya? Sudah bereskah kerja pemerintah saat ini karena banyak anak muda (generasi milenial turun ke jalan) aksi mengkritisi pemerintah mirip-mirip di tahun 98, dan apa hasilnya dari program revolusi mental yang dikomandoi putri tercinta ibu,” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  8  =