Channel9.id – Jakarta. Sejarawan Asia Tenggara terkemuka, Anthony Reid, meninggal dunia pada Minggu (8/6/2025). Kabar duka ini disampaikan oleh ekonom sekaligus anggota Dewan Ekonomi Nasional, Chatib Basri, melalui akun media sosial X pribadinya.
“Kawan dan Guru saya, sejarawan Anthony Reid telah pergi. Ia tidak hanya membaca Asia Tenggara, tapi mendengarkannya,” tulis Chatib dalam unggahan di akun X pribadinya, @ChatibBasri, Minggu (8/6/2025).
Chatib mengenang kontribusi Reid terhadap penulisan sejarah. Bagi Reid, kata Chatib, sejarah bukan merupakan deret tahun, tapi sebagai “denyut hidup manusia—pasar, pelabuhan, musim, dan ingatan.”
“Saya pernah menulis satu bab dalam buku yang ia sunting. Dan seperti banyak dari kita, saya belajar darinya: bahwa menulis sejarah adalah juga tentang empati—dan ketelitian adalah bentuk paling sunyi dari rasa hormat,” tulis Chatib.
Ucapan duka juga disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria.
“Turut berduka mendalam. Selamat jalan Anthony Reid, yang kerap disapa Tony Reid. Karya-karya raksasa tentang sejarah Aceh, Indonesia, dan Asia Tenggara akan tetap hidup dan mencerahkan dari generasi ke generasi. Istirahat damai dalam keabadian,” tulis Nezar dalam pernyataan resminya.
Anthony Reid dikenal luas sebagai peneliti sejarah Asia Tenggara. Pria kelahiran Selandia Baru pada 19 Juni 1939 itu merupakan anak seorang diplomat.
Karier akademiknya dimulai dengan riset tentang dinamika politik di Sumatra, terutama Aceh. Hasil risetnya itu kemudian terbit sebagai buku dengan judul The Blood of the People.
Setelah buku itu terbit, ia memperluas cakupan penelitiannya ke bidang sejarah ekonomi dan perniagaan kawasan Asia Tenggara.
Anthony Reid memperoleh gelar sarjana muda dalam bidang sejarah dan ekonomi di Victoria University of Wellington (1960) dan gelar MA dalam bidang sejarah dari universitas yang sama pada tahun 1961. Kemudian, gelar Ph.D dalam bidang sejarah di Cambridge University tahun 1965.
Reid juga banyak menulis tentang Indonesia. Selain The Blood of the People, ia menerbitkan karya penting lain seperti An Indonesian Frontier: Acehnese and Other Histories of Sumatra (2004) dan The Indonesian National Revolution, 1945–1950.
Dalam bukunya yang lebih mutakhir, To Nation by Revolution: Indonesia in the 20th Century (2011), Reid membandingkan Revolusi Kemerdekaan Indonesia dengan Revolusi Prancis 1789-1799 dan membuka perspektif baru dalam melihat transformasi Indonesia.
Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Asia Research Institute (ARI) di National University of Singapore (NUS), serta aktif menyunting dan menulis dalam berbagai jurnal akademik bereputasi.
HT