Channel9.id-Jakarta. Baru-baru ini , terbit imbauan peringatan untuk para pelancong bepergian ke Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Amnesty International, Jepang, Uruguay, Venezuela dan negara lainnya terkait kekerasan senjata.
Peringatan itu membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump meradang. “Ya, saya tidak bisa membayangkan, tapi jika mereka melakukan itu, kita akan membalas. Kita adalah negara akan segera membalas jika saya memimpin. Ketika seseorang melakukan hal negatif kepada kita sebagai negara, kami juga akan melakukan hal yang setimpal terhadap mereka,” tegasnya.
Dikutip dari VOA, Ernest Coverson dari Amnesty International mengatakan,”Bahwa orang-orang ke gereja, seperti di South Carolina Selatan menghadiri kebaktian dan belajar Alkitab- berakhir dengan warga ditembak dan tewas. Sebagaimana yang kita saksikan minggu lalu atau minggu sebelumnya di Garlic Festival yang merupakan acara tahunan biasa, orang-orang pergi bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama keluarga, hiburan seperti itu telah rusak dan kini bukan lagi tempat yang bisa dikunjungi warga, demikian halnya kalau berbelanja ke Walmart.”
Mengacu pada Amandemen Kedua Konstitusi AS, yang menyebutkan negara menjamin warga memiliki senjata api, Amy Swearer dari Heritage Foundation mengatakan, “Terkadang sulit bagi komunitas internasional untuk memahami betapa berbedanya percakapan di Amerika karena Amandemen Kedua ini dan karena sejarah panjang kepemilikian senjata oleh warga sipil.”
Serangkaian peristiwa penembakan masal yang terjadi di AS belakangan ini yakni di Garlic Festival California, Walmart di El Paso, Texas, dan di Dayton, Ohio, membuat warga AS resah. Semakin banyak warga AS yang mengimbau pemimpin politiknya untuk melindungi mereka dari kekerasan senjata api.
