Lifestyle & Sport

Sekelibat Tentang Vaksin Covid-19 Sinovac

Channel9.id-Jakarta. Pada Minggu (6/12) kemarin, vaksin Covid-19 garapan Sinovac Biotech telah tiba di Indonesia dengan 1,2 juta dosis dalam pengiriman pertama. Adapun vaksin ini akan dikirim secara bertahan pada bulan-bulan selanjutnya.

Sekilas tentang Vaksin Sinovac
Sebagai informasi, vaksin Sinovac berjenis inactivated vaccine, yakni vaksin yang menggunakan versi lemah atau inaktivasi dari virus untuk memancing respons imun.

Vaksin jenis ini membutuhkan beberapa dosis dari waktu ke waktu guna mendapat imunitas berkelanjutan terhadap penyakit, dikutip dari newsinteractives, Senin (7/11).

Baca juga : Jokowi: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Tanah Air

Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo memaparkan bahwa virus yang disuntikkan ke manusia itu telah dirusak atau dimatikan secara genetik dengan bahan kimia, suhu panas atau radiasi.

“Sehingga ketika disuntikkan ke manusia tak timbulkan masalah karena materi genetik sudah rusak sehingga tak bisa bereplikasi. Tetapi karena utuh protein spike ini bisa jadi pembelajaran manusia benda asing yang harus dilawan,” lanjut Ahmad.

Untuk diketahui, vaccine inactivated telah digunakan untuk penyakit Hepatitis A, Flu, Polio, dan Rabies.

Efek Samping
Kabar kedatangan vaksin tersebut mengundang rasa penasaran banyak banyak orang. Efek samping dan keamanan vaksin menjadi hal yang kerap ditanyakan.

Menurut Sekretaris Eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Dr dr Julitasari Sundoro, MSc-PH, efek samping dari vaksin Covid-19 tentunya ada. Namun, tak sampai sampai membahayakan nyawa atau menimbulkan kecacatan.

“Misalnya efek samping lokal. Jadi nyeri pada tempat suntikan. Kita kan namanya dimasukkin jarum, dimasukkin vaksin, berarti ada reaksi lokal,” jelasnya melalui kanal YouTube, Senin (7/12).

“Ada juga reaksi sistemik, misalnya pegal-pegal kemudian demam ringan. Tapi itu sangat kecil karena vaksin yang tiba ini adalah vaksin yang inactivated, vaksin yang mati. Jadi efek sampingnya itu jauh lebih kecil dari vaksin-vaksin lain yang live attenuated atau vaksin-vaksin hidup,” sambung dr Julitasari.

Lebih lanjut, ia mengimabu agar seseorang berada dalam kondisi sehat agar tubuh bisa menerima vaksin dengan baik.

“Jangan sampai nanti vaksin ini jadi kambing hitam (efek samping -red). Padahal dia memang sedang sakit, masa tunas, atau masa inkubasi,” tandasnya.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +    =  12