Sekolah-Sekolah Eropa Larang Penggunaan Gawai di Kelas
Internasional Lifestyle & Sport

Sekolah di Eropa Larang Penggunaan Gawai di Kelas

Channel9.id – Jakarta. Kementerian pendidikan Belanda umumkan pelarangan penggunaan ponsel bagi siswa di kelas, Kamis (6/7/2023). Robbert Dijkgraad, Menteri Pendidikan Belanda menyebut bahwa ponsel harus tidak berada di kelas, siswa sekolah harus dapat berkonsentrasi disana. Pelarangan ponsel juga beriringan dengan gawai lain seperti tablet dan smartwaches.

Walaupun begitu, kebijakan ini akan bergantung pada sekolah masing-masing karena akan melibatkan persetujuan guru, orang tua, dan murid. Dilansir dari BBC, skema pelarangan di tingkat sekolah ini berkait dengan persetujuan sebelumnya. Namun skema ini akan di tinjau ulang pada akhir tahun ajaran 2024/2025 untuk mempertimbangkan pelarangan secara hukum pasti.

Sebelum Belanda, pemerintah Finlandia telah berupaya menerapkan kebijakan yang sama. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena menurunnya performa siswa menurut Programme for International Student Assessment (PISA). Finlandia disebut berhasil mencapai puncak performa sistem pendidikannya pada tahun 2006, namun mulai turun semenjak itu.

Pelarangan gawai pintar di kalangan pelajar juga jadi perhatian pemerintah Inggris. BBC mencatat bahwa Inggris menemukan kebiasaan menggunakan ponsel di jam pelajaran menggangu dan merusak pengalaman belajar siswa.

Baca juga: Sekolah di Amerika Ajukan Tuntutan Terhadap Perusahaan Media Sosial

Disamping itu, kecemasan terhadap perundungan digital menjadi masalah yang terus menghantui. Sekretaris Pendidikan Inggris, Gavin Williamson menyebut bahwa ponsel seringkali disalah gunakan. Hal tersebut, menurutnya, berdampak pada kesehatan mental dan kebugaran menyeluruh si anak. Williamson menyebut bahwa dampak buruk itu dapat dihindari dengan membuat sekolah bebas-gawai.

Jonathan Haidt, psikolog sosial dari NYU Stern School of Business, menyampaikan argument pendukung pelarangan ponsel di ruang kelas. Menurutnya orang dewasa pada umumnya masih memiliki kesulitan untuk menjaga fokus. “Jika anda sudah berusia diatas 25 tahun, maka anda punya frontal cortex yang dewasa untuk membantu fokus, tapi pun kadang masih sulit,” tulisnya dalam kolom the Atlantic.

Haidt mengutip salah satu penelitian oleh Dennis E. Clayson dan rekan yang menggaris bawahi dampak multitasking, mengecek ponsel, terhadap performa belajar di kelas. Riset lain yang dilakukan oleh Larry D. Rosen dan rekan menyebut bahwa fokus anak akan sangat terganggu oleh keberadaan ponsel pintar. Haidt simpulkan bahwa akses siswa terhadap ponsel punya pengaruh kepada pencapaian belajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  57  =  59