Channel9.id-Jakarta. Kejahatan siber di era digital ini harus diwaspadai oleh semua sektor, tak terkecuali di sektor kesehatan yang saat ini telah merambah ke digital. Maka dari itu, keamanan siber begitu penting untuk mencegah kejahatan itu.
Di tahun lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun lalu, telah meluncurkan enam pilar transformasi pada sektor kesehatan di Indonesia. Adapun enam pilar ini antara lain transformasi layanan primer, transformasi layanan sekunder (rujukan atau rumah sakit), transformasi sistem layanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan. Rencananya, layanan transformasi itu akan dimulai dari 2021 hingga 2024 mendatang.
Baca juga: Siber Bareskrim Usut Dugaan Peretasan Data Polri oleh Hacker Asal Brasil
Menurut Rektor Institut Kesehatan Indonesia (IKI) Dr. Nurlis Effendi, SH, MH, transformasi regulasi juga diperlukan, selain 6 pilar yang dicanangkan Kemenkes itu. “Kita juga memerlukan transformasi regulasi kesehatan,” pungkasnya, dikutip Minggu (10/4).
Nurlis menekankan bahwa regulasi kesehatan diperlukan karena masih banyak aturan dan undang-undang yang belum mendukung perkembangan transformasi teknologi kesehatan di Indonesia. Selain itu, ia juga menekankan bahwa Indonesia juga harus memperkuat keamanan data kesehatan.
Lalu Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. drh. Didik Budijanto, M. Kes., menambahkan bahwa transformasi sistem teknologi kesehatan harus berbasis data dan pelayanan.
“Transformasi 6 pilar kesehatan harus fokus dari teknologi digital di kesehatan, akan kami geser dari yang sifatnya pelaporan, menjadi pelayanan,” ujar Didik.
Sementara itu, Dr. Tri Maharani, M. Si. Sp.EM, yang merupakan Pakar Spesialis Emergency, Ahli Gigitan Ular Berbisa, menekankan pentingnya transformasi kedaruratan saat bencana, dengan memberi makanan bergizi.
