tanggapan peritel soal rededominasi rupiah
Ekbis

Sektor Ritel Anggap Redenominasi Momentum Transformasi Digital

Channel9.id, Jakarta. Rencana pemerintah untuk melakukan redenominasi rupiah mendapat sambutan positif dari para pelaku usaha ritel. Bagi mereka, kebijakan penyederhanaan digit mata uang tersebut bukan sekadar perubahan nominal, melainkan peluang untuk meningkatkan efisiensi sistem operasional di gerai-gerai modern.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin, menjelaskan bahwa penyederhanaan digit rupiah akan membuat pengelolaan harga menjadi lebih praktis. Selama ini, jumlah angka nol yang panjang dinilai menyulitkan proses pelabelan harga hingga transaksi di kasir.

“Nominal yang terlalu banyak nol sering membuat tampilan harga tidak efisien. Dengan redenominasi, proses transaksi dan penukaran uang jauh lebih ringkas,” ujar Solihin usai menghadiri Hari Ritel Nasional 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025). Ia menambahkan, bagi peritel, redenominasi lebih relevan sebagai langkah pemerintah mengatur peredaran uang secara lebih modern dan terstruktur.

Senada dengan itu, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menilai bahwa kebijakan redenominasi akan mengurangi beban sistem kasir dan perangkat elektronik lainnya. Menurutnya, sistem pencetakan harga elektronik kerap mengalami kendala ketika menangani angka nominal yang terlalu panjang.

“Di kasir atau mesin pencetak price tag, angka nol yang terlalu banyak kadang tidak terbaca sempurna. Untuk barang elektronik seharga Rp10 juta, misalnya, beberapa sistem kesulitan mendeteksi nominalnya. Redenominasi jelas akan membantu,” tutur Budihardjo, Senin (10/11/2025).

Dari sisi regulasi, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa kebijakan redenominasi sepenuhnya berada di bawah kewenangan Bank Indonesia (BI). Ia menegaskan bahwa implementasi akan dilakukan secara bertahap dan tidak dalam waktu dekat.

“Redenominasi adalah kebijakan bank sentral. Akan diterapkan sesuai kebutuhan BI, bukan sekarang, dan bukan tahun depan,” kata Purbaya dalam acara Dies Natalies ke-71 Universitas Airlangga di Surabaya.

Bank Indonesia sendiri menekankan bahwa redenominasi tidak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat maupun nilai tukar barang dan jasa. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa langkah ini murni untuk menyederhanakan digit rupiah tanpa mengubah nilai riilnya.

“Ini bagian dari upaya memperkuat efisiensi transaksi, meningkatkan kredibilitas rupiah, dan mendorong modernisasi sistem pembayaran nasional,” ujar Denny dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/11/2025).

Dengan dukungan kuat dari peritel, redenominasi dinilai bukan hanya reformasi angka, tetapi momentum untuk mempercepat transformasi digital sektor ritel Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =