Channel9.id-Jakarta. Militer Amerika Serikat telah mengembangkan perangkat baru yang mampu mendeteksi dan mengenali orang berdasarkan detak jantung mereka. Seperti pemindaian sidik jari dan retina, denyut jantung juga merupakan tanda atau identitas unik, yang secara teori dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang.
Militer Amerika membuat perangkat baru yang disebut Jetson, perangkat ini bekerja pada jarak 200 meter dan dapat mendeteksi detak jantung yang unik melalui sinar laser inframerah. Namun tidak menutup kemungkinan akan lebih lebar dan panjang menggunakan perangkat laser inframerah yang lebih baik.
“Saya tidak mau bilang perangkat ini bisa mendeteksi orang hingga luar angkasa, namun jarak deteksi yang lebih panjang harusnya tidak mustahil didapat,” ungkap Steward Remaly, salah satu pegawai Combatting Terrorism Technical Support Office Pentagon.
Teknologi ini masih dalam tahap awal. Perangkat laser tidak dapat menembus pakaian tebal dan orang tersebut harus duduk atau berdiri di satu tempat agar identifikasi bisa bekerja. Dibutuhkan sekitar 30 detik untuk membaca target. Kemudian pembacaan data akan digunakan untuk pembuatan basis data identitas jantung terkait.
Meskipun masih ada beberapa tantangan, pengembang Jetson mengklaim bahwa produk tersebut masih dapat mencapai akurasi lebih dari 95% dalam kondisi optimal.
Otentikasi biometrik berbasis tanda kardiak seperti Jetson ini memiliki potensi penggunan di berbagai bidang, termasuk di luar aplikasi militer, seperti melacak orang dengan asumsi tanda bahwa mereka telah dikumpulkan.
Selain militer AS, Wenyao Xu dari State University of New York telah mengembangkan sensor cardiac yang sejenis, namun hanya bekerja sejauh 20 meter dengan menggunakan radar. Dia percaya, sensor cardiac lebih baik daripada facial recognition.
“Dibandingkan dengan deteksi wajah, biometrik cardiac lebih stabil dan memiliki tingkat akurasi hingga 98 persen,” ungkapnya.