Channel9.id-Jakarta. CEO Twitter Elon Musk bertanya ke publik melalui jajak pendapat di Twitter terkait perlu atau tidaknya akun yang ditangguhkan dibuka kembali. Menurut The Verge, ini adalah cara halus Musk untuk menyambut kembali sejumlah orang yang dianggap toksik ke Twitter. Untuk diketahui, Musk bahkan telah membuka blokir mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang tweetnya kerap sarat akan hal yang problematik seperti ujaran kebencian.
Jajak pendapat itu secara otomatis menggugurkan janji Musk sendiri, yang ingin membangun dewan moderasi untuk mengambil keputusan moderasi yang serius. Musk tak lagi berpacu pada janjinya dan mengklaim bahwa ini kesalahan “kelompok aktivis politik/sosial” yang telah melanggar kesepakatan. Sementara itu, kelompok yang dituduh dan pengiklan menepis klaim tersebut, serta tak ada pula pihak yang memverifikasi klaim tersebut.
Jajak pendapat Musk ini telah direspons oleh sekitar 3 juta akun, dengan 72,4% yang mengatakan “ya” pada ide untuk membatalkan pemblokiran akun. Namun demikian, sulit untuk memastikan siapa yang memilih. Namun, perlu diingat bahwa Musk sempat ingin membatalkan pembelian Twitter lantaran, menurutnya, Twitter dipenuhi akun bot dan spam.
Lebih jauh, belum jelas pula akun mana yang penangguhannya akan dibuka. Musk hanya mengatakan akun yang “melanggar hukum atau terlibat dalam spam yang parah” tak akan diizinkan kembali.
Meskipun demikian, pemulihan total dari sebagian besar akun yang ditangguhkan kemungkinan akan memiliki konsekuensi besar dan luas yang tak diharapkan. Terutama di wilayah di mana moderasi dan kapasitas kepatuhan Twitter telah diacak oleh Musk.
Untuk diketahui, Twitter telah susah payah bertahun-tahun untuk mengusir pengguna tertentu dari platform dan telah merilis berbagai kebijakan terkait penyalahgunaan, pelecehan, dan misinformasi. Upaya ini tampak sirna setelah Musk mengambil alih Twitter.