Channel9.id-Singapura. Perkembangan dari upaya ASEAN dalam menanggapi situasi di Myanmar tidak seefektif dari yang diharapkan, ujar kemenlu Singapura dalam sebuah interview, Jumat (20/8/2021).
Sebelumnya, PBB dan banyak negara lainnya mendesak ASEAN untuk mengembalikan ketentraman dan ketertiban melalui jalur diplomasi.
“Upaya dari ASEAN tidak seefektif atau secepat yang kita harapkan. Tapi situasi ini memang situasi yang sulit,” ujar Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan kepada Reuters.
Di bulan April, ASEAN mengumumkan lima konsensus yang bertujuan untuk menyelesaikan krisis Myanmar. Sebagai bagian dari upaya ASEAN, aliansi tersebut menunjuk wakil menteri luar negeri Brunei sebagai utusan khusus di Myanmar pada awal Agustus.
Balakrishnan berharap adanya perkembangan di Myanmar sebelum diadakannya KTT ASEAN di bulan November nanti. Untuk hal itu, ia meminta junta untuk memberikan akses aman kepada seluruh pihak yang bersangkutan agar kunjungan tersebut dapat membuahkan hasil.
“Kunci saat ini adalah bagaimana Junta menyambut utusan khusus kita,” ujar Balakrishnan
Menurut kelompok advokasi Assistance Association of Political Prisoners (AAPP), angka kematian warga sipil yang disebabkan oleh kekerasan junta Myanmar sudah melebihi 1,000 korban jiwa pada minggu ini.
Dikarenakan kudeta yang dilakukan oleh junta yang diperparah oleh pandemi Covid-19, ekonomi Myanmar anjlok dan terjadi krisis kemanusiaan selama beberapa bulan ini.
Balakrishnan menyebut situasi disana sudah sangat genting dan ASEAN mencoba untuk lebih konstruktif, terus memberikan ruang diskusi dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.
“Kami masih terus mempertahankan jalur komunikasi. Kami tidak ingin mempersulit masalah dan kami tidak memihak siapapun. Otoritas militer Myanmar mengetahui kalau kita akan berdiskusi dengan siapapun,” tutur Balakrishnan.
Singapura adalah negara kecil namun mempunyai ekonomi dan pengaruh politik yang besar di Asia Tenggara. Beberapa kelompok aktivis mengatakan kalau Singapura telah banyak membantu Myanmar berkat hubungannya yang dekat.
Sampai saat ini tidak ada bahasan mengenai dikeluarkan atau ditangguhkannya Myanmar dari ASEAN. Vivian menekankan kalau ASEAN mencoba untuk lebih konstrutif, namun tidak ingin mencampuri politik dalam negeri Myanmar.
“Kami berharap dapat membuat perkembangan yang besar dalam bidang kerja sama, pemulihan dari pandemi, ekonomi digital, ekonomi hijau dan cybersecurity,” pungkas Balakrishnan.
(RAG)