Kandang Ayam Petelur Menggunakan Sistem Modern Menjadi Ramah Lingkungan
Lifestyle & Sport

Sistem Kandang Modern Ayam Petelur Menjadi Ramah Lingkungan

Channel9.id-Banyuwangi. Kebutuhan telur selama pandemi meningkat, karena berhubungan dengan daya imunitas, selain juga kebijakan stay at home yang banyak membuat ibu-ibu memproduksi berbagai olahan telur.

Untuk itu kandang ayam petelur juga harus bersih agar para ayam petelur sahat dari penyakit. Salah satunya di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi perlu dicontoh peternak ayam lainnya. Kandang yang dikelola Wijoyo Farm ini sangat ramah lingkungan.

Wijoyo Farm merupakan salah satu peternakan ayam di Banyuwangi yang dikelola secara modern menggunakan mesin. Tiap hari peternakan yang memiliki 75.000 ekor ayam ini, bisa memproduksi 20.000 butir telur, atau 2 ton telur.

“Dengan memakai sistem modern seperti ini, peternakan ayam yang biasanya dikenal bau, menjadi tidak berbau,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat berkunjung ke kandang ayam Wijoyo Farm.

Peternakan ayam ini terdiri dari tiga lantai. Lantai paling atas digunakan sebagai kandang ayam. Kandangnya bersih dan terdapat pendingin udara yang disesuaikan dengan suhu ruangan. Ayam dibersihkan tiap hari. Demikian juga untuk pakan tiap hari dilakukan sterilisasi agar tidak terdapat lalat.

“Tiap hari kami lakukan sterilisasi terhadap ayam dan pakannya, agar ayam sehat tidak mudah terserang penyakit,” kata Agus Wijaksono, Direktur Wijoyo Farm.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Arief Setiawan, mengatakan keberadaan peternakan ini kian menambah produksi telur di Banyuwangi.

Kandang ini menggunakan mesin yang bisa langsung mengambil telur, dan mengirimkan ke lantai dua. Di lantai ini dilakukan sortirisasi memilih dan meletakkan telur yang telah disterilisasi sebelumnya. Sementara limbah seperti kotoran ayam langsung diturunkan ke lantai dasar dan dikeringkan sehingga tidak berbau, yang selanjutnya dikirim ke pengepul pupuk.

“Di Banyuwangi kebutuhan telur mencapai 193 ton per pekan. Sementara produksi telur mencapai 218 ton per pekannya setara dengan 872 ton perbulan. Sehingga untuk stok kebutuhan telur masih relatif aman di Banyuwangi, Semuanya sudah pakai mesin. Hanya mengolah pakannya saja yang masih memakai cara manual,” tutur Arief.

Agus mengatakan peternakannya ini masih berjalan selama 6 tahun, dan baru memenuhi kebutuhan pasar di Banyuwangi saja. “Untuk distribusinya masih seputar Kota Banyuwangi dan Banyuwangi wilayah selatan,” pungkas Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  4  =