Nasional

Smelter Dibakar Massa, Bos PT VDNI: Kami Sudah Beri Kontrak Kerja dan Selalu Beri Upah

Channel9.id – Jakarta. Smelter nikel milik PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, pada Senin 14 Desember 2020, diamuk massa. Sejumlah fasilitas dan kendaraan maupun alat berat dibakar.

Hal itu terjadi saat pekerja smelter melakukan aksi unjuk rasa menuntut dua hal terkait kejelasan status karyawan yang telah bekerja lebih dari tiga tahun dan kenaikan gaji bagi pekerja yang telah bekerja selama lebih dari satu tahun.

General Manajer PT. VDNI, Tony Zhou Yuan menyampaikan, pihaknya merasa bahwa sudah memberi kontrak kerja dan selalu memberi upah kepada pekerja.

“Tentang Isu-isu yang dilontarkan terkait perusahaan tidak memberi kontrak kerja, tidak memberikan kenaikan upah/gaji bahwa kami perusahan selalu merasa bahwa kami selalu memberi kontrak kerja dan selalu memberi upah,” kata Tony dalam keterangannya, Rabu 16 Desember 2020.

Tony pun menyayangkan insiden tersebut. Terlebih, masalah tentang perusakan di perusahaan sudah masuk ke Media Berita China bahkan sudah sampai ke Sosial Media

“Hal ini dapat merugikan kita semua, karena permasalahan ini sudah masuk ke Media Sosial dan orang sudah banyak melihat kekacauan kita sehingga dapat membuat ragu investor datang bekerjasama dengan Perusahaan ini,” katanya.

Dirinya pun mengklaim, di pandemi Covid-19 ini, pihaknya sudah memberikan upaya untuk menyejahterakan masyarakat sekitar.

“Saat musim Corona ini, kami sudah menyumbang sebanyak Rp. 20.000.000.000 (Dua Puluh Milyar Rupiah) untuk membantu masyarakat sekitar,” kata Tony.

“Kami berencana membuka karyawan sebanyak 5000 (Lima Ribu) karyawan yang akan direkrut di Perusahaan ini,” lanjutnya.

Tony melanjutkan, pihaknya tahun ini sebenarnya memiliki program baru yaitu produksi tahap tiga.

“Kita akan memperbesar lagi perusahaan kita namun dengan adanya kejadian ini saya ditanya oleh teman teman investor saat rapat Direksi dan mereka mempertanyakan tentang bagaiman sekarang kondisi pabrik, apakah masih bisa selamat dan apa jaminannya dan sekarang saya harus jawab apa kepada mereka,” katanya.

“Ingat bahwa saya ada di pihak kalian sebagai masyarakat Morosi. Saya sudah menghabiskan banyak waktu disini kurang lebih selama 6 tahun bersama kalian dan 80 % waktu saya habiskan disini, apakah saya tidak dianggap sebagai keluarga disini,” lanjutnya.

Dia pun berharap, masyarakat tidak melakukan kekacauan seperti itu lagi. Lantaran, dirinya merasa ingin menyejahterakan masyarakat.

“Saya berharap kita disini sebagai keluarga, janganlah kita saling melukai, apalagi mempermalukan diri kita sampai dilihat orang, dimana harga diri kita, dimana rasa malu kita terhadap kekacauan kita disini sedangkan kita mau membangun, kita bersama sama dan investasi ini kami juga ingin mensejahterakan masyarakat Konawe dan kami mohon untuk menjaga investasi ini,” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  4  =