Channel9.id – Jakarta. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa dalam simulasi ‘head to head’ atau berhadapan dua calon presiden (capres) potensial 2024 menunjukkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih kalah menghadapi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Simulasi head to head, Ganjar mendapat dukungan 41,9 persen dari pemilih kritis, unggul atas Prabowo yang mendapat dukungan 34,7 persen,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam paparan hasil survei SMRC, Senin 28 Februari 2022.
Namun peluang Prabowo masih besar untuk meraih dukungan. Karena masih ada sebanyak 23,4 persen responden tidak menjawab atau belum menentukan pilihan. Dia menerangkan, Ganjar konsisten unggul atas Prabowo di kelompok pemilih kritis sejak November 2021 sampai survei saat ini.
Baca juga: Survei KedaiKopi: Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat
Sementara itu saat Head to Head dengan Anies, Prabowo pun kalah. Dari hasil surveinya, kata Deni, Prabowo memperoleh 31,8 persen. Sementara itu Anies–yang notabene dimajukan Prabowo menjadi Gubernur DKI–mendapatkan 37,5 persen.
Selain itu, sambung Deni, pihaknya menemukan bahwa elektabilitas Anies cenderung menguat dalam survei terakhir SMRC.
“Dari November 2021 sampai survei terakhir 8 sampai 10 Februari 2022, Anies dan Prabowo terlihat bersaing ketat memperebutkan pemilih kritis jika yang bersaing hanya mereka berdua. Anies cenderung menguat dan dalam survei terakhir Anies unggul atas Prabowo,” ucapnya.
Dia melanjutkan, Ganjar unggul saat berhadapan dengan Anies. Berdasarkan simulasi head to head, Ganjar mendapat dukungan 40,4 persen dari pemilih kritis, sedangkan Anies mendapatkan dukungan 34,6 persen.
Namun, terdapat 25 persen responden belum menentukan pilihan dalam simulasi head to head antara Anies dengan Ganjar ini.
Hasil itu diketahui dari survei yang dilakukan SMRC terhadap sampel sebanyak 1.268 responden yang dipilih secara acak dan diwawancarai lewat telepon pada 8 sampai 10 Februari 2022.
Margin of error survei diperkirakan sekitar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
SMRC menyebut seluruh responden yang dihubungi via telepon adalah pemilih kritis, yaitu kelompok masyarakat yang cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon.
SMRC menyebut, jumlah pemilih kritis dengan indikasi memiliki telepon sekitar 72 persen dari populasi pemilih nasional, umumnya berasal dari kelompok warga di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi, dan memiliki ketertarikan terhadap masalah politik.
HY