Nasional

Soal Impor Beras, Mendag Lutfi: Saya Siap Mundur

Channel9.id-Jakarta.  Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan dirinya siap mundur apabila kebijakan impor beras 1 juta ton terbukti salah.

Hal itu disampaikan Lutfi saat menanggapi pertanyaan dari Anggota DPR Komisi VI dari Fraksi PDIP I Nyoman Parta.

“Saya mesti mengambil keputusan pada keputusan yang tidak populer. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti. Tidak ada masalah, saya berhenti tidak ada masalah. Tapi tugas saya memikirkan yang tidak dipikirkan oleh bapak dan ibu,” tegasnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (22/03).

Baca juga: Produksi Beras Naik Terus, Faisal Basri: Saya Terkejut Rencana Impor 

Lutfi menuturkan, keputusan untuk impor 1 juta ton beras dilakukan untuk memenuhi cadangan stok beras Bulog. Langkah ini sudah diputuskan sejak Desember 2020 atau  jauh sebelum dirinya menjabat Menteri Perdagangan.

“23 Desember 2020, sudah ada notulen rapat di tingkat kabinet. Jadi, artinya ini di tingkat lebih atas dari ratas menko memutuskan bahwa Bulog untuk 2021 itu mesti mempunyai cadangan atau iron stock (beras),” jelasnya.

Misalnya, lanjut Lutfi, cadangan Bulog tahun ini diperoleh dari pengadaan 500 ribu ton beras impor. “Jadi waktu saya datang, saya hanya menghitung jumlahnya,” tuturnya.

Ia memaparkan, stok beras cadangan Bulog saat ini hanya tersedia sebanyak 800 ribu ton. Termasuk ada 270.000-300.000 ton dari stok tersebut merupakan beras hasil impor tahun 2018 silam.

Namun, sebanyak 300 ribu beras sisa impor tersebut berpotensi mengalami penurunan mutu. “Artinya, Bulog hari ini bisa cadangannya di bawah 500 ribu ton,” ucapnya.

Sementara itu, penyerapan gabah oleh Bulog dirasa masih belum optimal, karena baru setara beras mencapai 85.000 ton mendekati musim panen ini. Padahal, target penyerapan gabah mendekati 500.000 ton per Senin (22/3/2021).

“Jadi, penyerapan tidak jalan dengan baik. Ini menyebabkan stok Bulog pada saat yang paling rendah dalam sejarah,” imbuhnya.

Menurutnya, rendahnya penyerapan gabah sendiri lebih dikarenakan aturan teknis yang mesti dipatuhi Bulog dalam membeli gabah petani. Menyusul dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2020, gabah harus dengan kadar air maksimal 25 persen dan seharga Rp 4.200 per kilogram.

“Sedangkan, permasalahannya hari ini curah hujan yang tinggi menyebabkan gabah petani tidak bisa dijual ke Bulog karena basah,” katanya.

“Jadi, ini tanggung jawab saya. Sudah tidak usah melebar diskusinya. Saya janji tidak ada impor ketika panen raya. Selesai,” tandas Lutfi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =