Rudi Andries
Opini

Sri Sultan Hamengku Buwono II Pahlawan Lentera Nusantara

Oleh: Rudi Andries*

Channel9.id-Jakarta. Dalam catatan keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono II (HB II) lahir di lereng Gunung Sindoro dan diyakini tepatnya Desa Pagerejo, Wonosobo pada 7 Maret 1750. Masa itu adalah era sebelum berdirinya keraton Yogyakarta di era Palihan Nagari, perjanjian Giyanti di 1755.

Tahun kemarin, bertepatan dengan 212 tahun peristiwa geger Sepehi, keluarga Trah Sri Sultan HB II bersama Masyarakat Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek menggelar kirab budaya dalam rangka pengusulan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan Nasional pada Kamis (20/6/2024). Kirab ini sekaligus memperingati peristiwa penyerbuan Keraton Yogyakarta yang dilakukan oleh Inggris pada tanggal 19-20 Juni 1812 untuk menggulingkan Sultan HB II, karena menolak bekerja sama dengan pemerintahan kolonial yang baru.

Kegiatan Kirab ini berangkat dari halaman balai desa Pagerejo menuju Gedung Adipura Kencana Wonosobo, kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos PMD) Kabupaten Wonosobo untuk menyerahkan dokumen pengajuan pahlawan nasional berupa buku profil Sri Sultan HB II.  Dokumen diserahkan secara resmi oleh Kepala Desa Pagerejo Akhmad Nurwadi kepada Sekretaris Dinsos PMD Kabupaten, berupa sebuah buku yang ditulis berjudul ‘Sultan Hamengku Buwono II Pahlawan Lentera Nusantara’.

Akhmad Nurwadi mengatakan, kebudayaan yang berhubungan dengan Sri Sultan  HB II masih melekat dengan masyarakat Desa Pagerejo. Ketua tim penyusun buku Dr. Ananta Hari Noorsasetya yang sekaligus keluarga trah Sri Sultan HB II mengatakan bahwa pengusulan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional telah diupayakan sejak 2016 oleh Ibu Siti Aminah (Mien) Sugandhi dan Ibu Leginingsih.

Berlatar Desa Pagerejo Ananta menyebutkan, banyak jasa Sultan HB II dalam membela bangsa Indonesia dulunya, sehingga patut menjadi tokoh inspirasi bagi bangsa Indonesia.

Sultan HB II selama ini telah ditelisik memiliki kedekatan dengan Desa Pagerejo, di lereng gunung Sindoro. Selama ini masyarakat setempat begitu familiar dengan nama tokoh Raden Mas Sundoro yang tak lain adalah nama kecil Sultan HB II.

Banyak peninggalan dari mendiang Sultan HB II tentang kebudayaan di desa Pagerejo yang masih bertahan dan dilestarikan seperti kesenian berupa tarian hingga upacara atau ritus yang masih rutin dilaksanakan tiap 70 hari sekali pada hari Jumat Kliwon dan diikuti ratusan warga di makam Sikramat.

Dalam tradisi ini masyarakat memaknai sebagai wujud perayaan kemenangan Raden Mas Sundoro melawan penjajah pada masanya. Selain itu, juga terdapat situs alam yakni tuk Surodilogo yang ada di atas desa di lereng Sindoro yang juga memiliki kisah yang melekat dengan kisah Raden Mas Sundoro atau Sri Sultan HB II berupa tempat menyepi dan pemandian dari mata air.

Semoga usulan ini yang mendapat dukungan Pemprov Jawa Tengah, segera diproses Kementerian Sosial dan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) untuk diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto, yang insyaallah berkenan menandatangani Keppres Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional untuk Sri Sultan Hamengku Buwono II. Merdeka!!!

Baca juga: Kisah Pangeran Diponegoro Sampai Hamengku Buwono VI

*LAPEKSI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  22  =  27