Nasional

Stabilitas Keamanan Mudah Tarancam Hoax

Channel9.id – Denpasar. Berita bohong atau hoax adalah musuh bersama yang mengancam kehidupan bernegara. Karenanya, butuh sinergitas antara Polri dan Pemerintah Daerah untuk mengatasinya.

Gagasan ini mengemuka dalam acara Rapat Kerja Nasional Pejabat Kehumasan Provinsi Seluruh Indonesia 2019, di Fashion Hotel Legian Kuta Bali, Sabtu (12/10/2019).

Hadir dalam acara tersebut, Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Drs. Budi Setiawan MSi, Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Dr. Bachtiar, Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang diwakili Kepala Biro Humas A.A Ngurah Suka Oka Diana.

Dalam acara yang bertajuk ““Sinergitas Polri dan Pemerintah Daerah Mengantisipasi Berita Hoax”, Dr Bahtiar menyebutkan bahwa berdasarkan data dari “We Are Social” pada bulan Januari 2019, ada total 7,6 miliar manusia yang menggunakan internet.

Dari keseluruhan pengguna internet, ternyata 3,5 miliar diantaranya menggunakan Internet untuk aktivitas di media sosial. Jumlah ini tentu sangat besar, dan jika media sosial dipenuhi dengan berita bohong atau hoax betapa berisiknya dunia ini.

Selain ketertarikan akan media sosial, masyarakat saat ini juga sudah mulai kritis menanggapi berbagai isu yang berkembang. Karena itulah ada tuntutan bagi pejabat Kehumasan untuk mampu bekerja secara responsif, merespons masyarakat di media sosial.

“Media sosial, akan menjadi sarana Informasi tanpa batas ruang dan waktu. Apalagi, berbagai kejahatan dunia maya akhir-akhir ini menargetkan serangan kepada Pemerintah,” ujar Dr. Bahtiar.

Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Budi Setiawan menegaskan, bahwa stabilitas Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini mudah sekali terganggu oleh beredarnya hoax atau berita bohong.

“Hal ini disebabkan saat ini masyarakat sebagai penerima berita bisa sekaligus berperan sebagai penerus atau bahkan produsen berita, padahal literasi (pemahaman) soal informasi sangat minim. Masyarakat mudah percaya dan memviralkan berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Budi Setiawan.

Perwira tinggi yang lama dinas di dunia intelejen ini memberikan contoh terkini, gejolak keamanan di Papua dipicu oleh sebaran hoax. “Dari seseorang yang menyebarkan berita telah terjadi pengrusakan dan penghinaan terhadap bendera merah putih di Asrama Mahasiswa di Surabaya yang memicu ungkapan rasisme, akibatnya memicu gejolak di Papua,” ujarnya.

Edy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

38  +    =  39