Channel9.id-Jakarta. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan
kebijakan pemberian stimulus kredit usaha rakyat (KUR) mampu mendukung kinerja pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di masa pandemi Covid-19. “Diharapkan kondisi tersebut akan terus berlanjut sehingga ekspansi kredit nasional dapat meningkat dan pemulihan ekonomi nasional dapat lebih cepat,” ujarnya, Rabu, 1 Juli 2020.
Airlangga Hartarto mengatakan kondisi itu terlihat dari laporan hingga akhir Mei 2020, dari 14 penyalur KUR, menyatakan fasilitas bantuan relaksasi yang diberikan pemerintah telah dimanfaatkan dengan baik oleh para debitur. Rinciannya adalah tambahan subsidi bunga kredit telah diberikan kepada 1.449.570 debitur dengan baki debet Rp46,1 triliun. Penundaan angsuran pokok paling lama enam bulan diberikan kepada 1.395.009 debitur dengan baki debet Rp40,7 triliun.
Selanjutnya relaksasi KUR berupa perpanjangan jangka waktu ikut diberikan kepada 1.393.024 debitur dengan baki debet Rp39,9 triliun.
Program KUR ini juga bersinergi dengan biaya untuk mengatasi dampak Covid-19 kepada UMKM yang masuk dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp123,46 triliun.
Khusus bagi UMKM, dukungan tersebut diberikan dalam bentuk subsidi bunga, insentif pajak, dan penjaminan untuk kredit modal kerja baru. Total subsidi bunga yang dianggarkan mencapai Rp35,28 triliun dengan target penerima sebanyak 60,66 juta rekening. “Adapun penundaan angsuran dan subsidi bunga untuk usaha mikro dan kecil sebesar enam persen selama 3 bulan pertama dan tiga persen selama 3 bulan berikutnya,” kata Airlangga. “Serta usaha menengah sebesar tiga persen selama 3 bulan pertama dan dua persen selama 3 bulan berikutnya.”
Realisasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 sampai 31 Mei 2020 telah mencapai sebesar Rp538,82 triliun dengan baki debet sebesar Rp158,84 triliun diberikan kepada 20,5 juta debitur.
Tingkat kredit bermasalah (NPL) kredit usaha rakyat sampai akhir Mei 2020 juga tercatat masih di posisi terjaga yaitu sebesar 1,18 persen.
Namun, penyaluran KUR selama Januari sampai Mei 2020 sedikit melambat dengan penyaluran Rp65,86 triliun kepada 1,9 juta debitur. Penyaluran tersebut 34,66 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp190 triliun. Perlambatan tersebut dapat dimaklumi mengingat penerapan kebijakan pembatasan fisik maupun sosial serta pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa provinsi.
Data dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) menunjukkan bahwa hingga akhir minggu ketiga Juni 2020, ekspansi total kredit kecil telah mencapai lebih dari Rp1 triliun per hari atau mendekati penyaluran kredit kecil pada masa normal.