Strategi Nol Covid-19 Cina Ancam Partisipan Olimpiade
Internasional

Strategi Nol Covid-19 Cina Ancam Partisipan Olimpiade

Channel9.id-Cina. Syarat uji coba Covid-19 yang ketat untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing diprediksi dapat menyebabkan banyak atlet dari daerah rentan Omicron tak bisa mengikuti ajang olah raga terbesar di dunia tersebut, Jumat (21/1/2022). Namun sistem saat ini diusahakan akan sefleksibel mungkin, ungkap penasihat medis Olimpiade saat diwawancarai Reuters.

Para ahli memperingatkan strategi ketat “nol Covid-19”, dan protokol uji cobanya yang sensitif, dapat menyebabkan banyak atlet dilarang untuk ikut Olimpiade yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 -20 Februari, terutama para atlet dari daerah yang mempunyai kasus Omicron tinggi.

Baca juga: Cina, Rusia dan Iran Adakan Latihan Gabungan Bersama

“Beberapa dari mereka kemungkinan tak akan bisa ikut, namun kita berusaha untuk mencari cara dimana mereka dapat membuktikan dengan tes ekstra, yang mana walaupun mereka terjangkit Omicron, mereka tak lagi menular dan dengan begitu dapat bisa masuk ke Cina,” ujar Brian McCloskey, anggota Dewan Ahli Medis Panitia Olimpiade Internasional.

“Tapi kemungkinan hanya negara-negara yang mengalami pelonjakan kasus Omicron tinggi saja yang akan melakukan tes ekstra tersebut,” ujarnya.

Olimpiade itu akan dilaksanakan secara tertutup, yang akan membuat para atlet tak bisa bertemu atau berinteraksi dengan warga sipil Cina, dan sebagai tindakan pencegahan Cina telah membatasi alokasi tiket penonton.

Walaupun beberapa negara sudah merubah strategi Covid-19nya dar “pandemi” menjadi “endemi”, Cina masih fokus untuk mengejar strategi “nol Covid-19”.

Strategi itu termasuk dengan menerapkan kebijakan karantina, lockdown kota dan program tes Covid-19 secara luas yang langsung dilakukan setelah ada satu orang yang dinyatakan positif. McCloskey menyebutkan kalau Olimpiade Musim Dingin ini adalah ujian berat untuk Cina

“Mereka merisikokan strategi nol Covid-19nya dalam mengadakan ajang Olimpiade besar ini,” ujarnya.

Tapi, penanganan atlet peluncur salju Swiss Patrizia Kummer, yang tak divaksin, menunjukkan kalau Cina masih menunjukkan kelonggarannya. Sebagai gantinya, Kummer harus menjalani karantina selama tiga minggu.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  4  =