Channel9.id-Jakarta. Para peneliti dari Southern Medical University di Cina menemukan hubungan antara konsumsi secara teratur dengan penurunan risiko kematian, dilansir dari Gizmodo. Hasil penelitian yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine ini berdasarkan data dari UK Biobank, sebuah proyek penelitian lama yang telah melacak kondisi kesehatan penduduk Inggris.
Sebagai bagian dari penelitian, partisipan diminta untuk merinci kebiasaan diet mereka, termasuk perihal konsumsi kopi. Kemudian didapati bahwa orang yang minum kopi (hingga dan lebih dari 4,5 cangkir sehari memiliki kemungkinan lebih kecil meninggal karena kondisi medis apa pun dan hidup lebih lama tujuh tahun, jika dibandingkan dengan orang yang tak minum kopi.
Ini berlaku setelah memperhitungkan faktor lain seperti gaya hidup seseorang, dan bahkan ketika orang melaporkan minum kopi bergula. “Konsumsi kopi tanpa pemanis dan gula dalam jumlah sedang sama-sama berkaitan dengan risiko kematian yang lebih rendah,” tulis peneliti.
Sebelumnya, sudah ada penelitian yang menemukan hubungan antara konsumsi kopi dan risiko gagal jantung, kerusakan hati, dan bahkan kematian dini yang lebih rendah. Berbagai penelitian ini juga menyinggung batas aman konsumsi kopi. Adapun penelitian terbaru justru menyarankan melewati batas konsumsi kopi, yang justru berisiko membahayakan kesehatan. Jadi, pada titik ini, tak banyak perdebatan yang terjadi terkait apakah kopi adalah asupan yang “tidak sehat”, setidaknya bagi rata-rata orang.
Berangkat dari itu, tampaknya memang sulit untuk mempelajari manfaat dan bahaya suatu makanan. Apalagi para ahli nutrisi biasanya harus melakukan sejumlah pembatasan saat melakukan penelitian. Penelitian ini, menurut si penulis sendiri, hanya melihat kebiasaan diet seseorang pada waktu tertentu. Ada kemungkinan bahwa orang-orang tersebut mulai atau berhenti minum kopi saat penelitian selesai. Atau, bisa saja orang-orang salah mengingat diet mereka—suatu kesalahan yang kerap terjadi.
Namun, hal yang terpenting adalah antara kebiasaan minum kopi dan kematian belum tentu menunjukkan sebab-akibat. Orang yang minum kopi mungkin berbeda dengan orang yang tak meminumnya. Mereka mungkin berolahraga lebih banyak atau menjaga pola makan yang lebih sehat, misalnya. Para peneliti memang mencoba untuk menyesuaikan faktor-faktor semacam ini, namun seringkali mengaburkan data.
Adapun hal yang cukup menarik dari penelitian terbaru itu adalah para peneliti menemukan bahwa pemanis pada kopi tak mengaburkan efek menurunkan risiko kematian. Padahal selama ini, pemanis dianggap kurang menyehatkan jika ditambahkan untuk makanan apa pun.
Jenis penelitian ini, yang dikenal sebagai studi observasional, merupakan bagian penting dari ilmu pengetahuan. Sering kali, peneliti tak bisa menjalankan uji klinis dengan standar terbaik untuk menguji teori. Namun, kita tak bisa menganggap angka-angka yang diungkapkan oleh setiap penelitian sebagai kebenaran mutlak. Misalnya, dalam penelitian ini, risiko kematian dini bagi peminum kopi 30% lebih rendah.
Hal yang pasti, mengingat hasil berbagai penetilian, paling tidak, Kamu bisa tenang mengetahui bahwa minum kopi dalam jumlah sedang tak akan membahayakan. Namun, selain kesimpulan itu, semuanya kabur.