Channel9.id – Jakarta. BPS menyampaikan, ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020. Meski kontraksi, laju ekonomi Juli-September sudah lebih baik dari minus 5,32 persen pada kuartal II lalu.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyakini, konsumsi masyarakat akan membaik pada kuartal IV 2020. Lantaran, konsumsi akan mendapat topangan dari belanja negara hingga libur panjang hasil pergeseran cuti bersama lebaran.
Dari sisi belanja negara, daya dukung fiskal pemerintah terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan serupa dengan kondisi di kuartal III 2020. Dia mencatat belanja pemerintah yang tumbuh mencapai 15,5 persen sampai akhir September 2020 membuat kontraksi pertumbuhan konsumsi rumah tangga berkurang. Yakni dari minus 5,5 persen menjadi minus 4 persen. Kondisi ini, akan terulang dengan hasil yang tak begitu jauh.
“Jika belanja pemerintah masih bisa double digit, misal 14-15 persen, maka dia akan tarik konsumsi rumah tangga, sehingga kontraksinya akan berkurang, mungkin tinggal minus 2 persen sampai minus 3 persen di kuartal IV,” katanya, Kamis (5/11).
Dia menyampaikan, belanja pemerintah mampu menggeliatkan konsumsi rumah tangga karena mayoritas diberikan dalam bentuk perlindungan sosial melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pagunya mencapai Rp203,9 triliun.
“Konsumsi rumah tangga yang sumbangannya 56 persen dari PDB dan terpukul kemarin, kami terus antisipasi dengan bansos,” ujarnya.
Selain belanja pemerintah, Suharso memperkirakan pertumbuhan konsumsi masyarakat bisa kembali terangkat berkat libur panjang hasil pergeseran cuti bersama lebaran.
“Jadi sudah ada libur Natal, Tahun Baru, lalu ada pengganti libur lebaran kemarin, itu semua jadi bisa meningkatkan mobilitas penduduk, mulai sedikit naik dan menggerakkan konsumsi. Tapi yang paling penting, protokol kesehatannya tetap dijaga,” pungkasnya.
(HY)
