Channel9.id, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus kumulatif sebesar US$32 miliar hingga September 2025. Capaian tersebut meningkat 45,8% dibandingkan periode Januari–September 2024 yang mencatat surplus US$22,2 miliar.
Dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Oktober 2025, Selasa (14/10/2025), Purbaya menyebut kinerja perdagangan nasional tetap solid di tengah tekanan eksternal, termasuk perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China. “Aktivitas ekspor-impor masih terjaga di tengah gejolak global. Surplus neraca perdagangan kumulatif mencapai US$32 miliar, tumbuh hampir 46% dibandingkan tahun lalu,” ujarnya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta.
Kinerja positif tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan berkurangnya defisit pada neraca perdagangan migas. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, ekspor nonmigas tumbuh 9,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), terutama disumbang oleh sektor industri pengolahan dan pertanian.
Secara rinci, nilai ekspor nasional mencapai US$208,9 miliar, naik 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$194 miliar. Kementerian Keuangan mencatat bahwa ekspor dari industri pengolahan berbasis hilirisasi—khususnya logam dasar seperti besi baja, nikel, dan tembaga—menjadi kontributor utama surplus perdagangan.
Sementara itu, nilai impor pada periode yang sama tercatat sebesar US$176,6 miliar atau tumbuh 2,8% dibandingkan Januari–September 2024 yang mencapai US$171,8 miliar. Purbaya menilai tren ini menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap kuat di tengah pemulihan ekonomi.
“Ke depan, pemerintah akan terus mendorong perluasan pasar ekspor dan pengembangan industri berbasis nilai tambah agar kinerja perdagangan tetap terjaga,” tegasnya.
