Channel9.id, Jakarta – Optimisme masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi masih bertahan di zona positif, namun awan gelap mulai menggantung di benak generasi muda. Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) terbaru menunjukkan, mereka makin waswas soal peluang kerja dan penghasilan, sementara tabungan terus terkikis akibat konsumsi yang meningkat.
Dalam laporan BI edisi Juni 2025, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat membaik ke level 106,7 dari sebelumnya 106,0. Artinya, secara umum masyarakat masih merasa ekonomi berjalan lebih baik dibanding enam bulan lalu.
Namun, di balik angka itu, ada sinyal yang mengkhawatirkan: Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) justru turun menjadi 94,1 — masuk zona pesimistis. Bahkan, kelompok usia produktif 20–30 tahun mulai ikut merasa pesimis, setelah IKLK mereka turun dari 103,1 di Mei menjadi 97,2 di Juni.
“Seluruh kelompok usia kini pesimis terhadap kondisi lapangan kerja saat ini, kecuali lulusan sarjana,” tulis BI dalam laporannya, Selasa (8/7).
Pukulan lebih dalam terasa di kelompok usia di atas 60 tahun, yang mencatat penurunan IKLK paling drastis, yakni turun 19,5 poin ke angka 64,3.
Tak hanya soal kerja, konsumen juga semakin boros. BI mencatat rasio konsumsi terhadap pendapatan naik menjadi 75,1%, dari 74,3% di bulan sebelumnya. Artinya, masyarakat menghabiskan porsi lebih besar dari pendapatannya untuk belanja kebutuhan.
Sementara itu, rasio tabungan justru menyusut ke angka 14,1%, lebih rendah dari bulan Mei yang sebesar 14,9%. Artinya, masyarakat semakin sulit menyisihkan uang untuk ditabung. Di sisi lain, pembayaran cicilan/utang tetap stabil di angka 10,8%.
Yang menarik, bukan hanya soal pekerjaan. Kelompok usia awal kerja, yakni 20–30 tahun, juga menunjukkan penurunan kepercayaan terhadap penghasilan saat ini dan masa depan. Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) dan Indeks Ekspektasi Penghasilan masing-masing menurun 1,2 dan 7,3 poin.
Padahal, generasi muda selama ini dianggap sebagai motor pertumbuhan konsumsi dan optimisme ekonomi. Namun dengan lapangan kerja yang makin dirasa sempit dan prospek penghasilan yang kabur, kelompok ini kini menunjukkan sinyal kehati-hatian.
Meski ekonomi dinilai masih stabil, kekhawatiran masyarakat — terutama generasi muda — terhadap pekerjaan dan penghasilan bisa menjadi indikator penting untuk para pengambil kebijakan. Apalagi, jika tren tabungan yang menyusut dan konsumsi yang naik terus berlangsung, tekanan pada daya beli bisa meningkat.
Kini, saatnya bukan hanya menjaga angka-angka ekonomi tetap hijau, tapi juga memastikan rasa aman dan harapan masyarakat tetap terjaga.