Channel9.id – Jakarta. Reuters/Ipsos merilis hasil jajak pendapat terkait elektabilitas calon presiden (capres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Hasilnya, capres dari Partai Demokrat Kamala Harris mengungguli capres dari Partai Republik Donald Trump.
Hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos ini diterbitkan pada Kamis (29/8/2024). Harris unggul dengan perolehan suara sebanyak 45 persen, sedangkan Trump mendulang 41 persen suara. Hasil ini menunjukkan bahwa sang wakil presiden mampu memicu antusiasme baru di antara para pemilih dan mengguncang persaingan menjelang pemilihan 5 November.
Pada jajak pendapat Juli lalu, Harris hanya unggul 1 poin persentase atas Trump. Jajak pendapat baru ini dilakukan pada Selasa (20/8/2024) hingga Rabu (28/8/2024) dan memiliki margin kesalahan 2 poin persentase. Jajak pendapat ini dilakukan secara nasional dan mengumpulkan tanggapan dari 4.253 orang dewasa AS, termasuk 3.562 pemilih terdaftar.
Suvei ini juga menunjukkan bahwa Harris mendapatkan dukungan di kalangan wanita dan Hispanik. Harris memimpin Trump dengan 49 persen berbanding 36 persen atau 13 poin persentase di antara para pemilih perempuan dan pemilih Hispanik. Dalam empat jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada bulan Juli, Harris unggul 9 poin di kalangan perempuan dan 6 poin di kalangan Hispanik.
Sementara Trump unggul di antara pemilih kulit putih dan pria, meskipun keunggulannya di antara pemilih tanpa gelar sarjana menyempit menjadi 7 poin dalam survei terbaru, turun dari 14 poin pada Juli.
“Kami melihat dalam jajak pendapat ini bahwa orang-orang lebih termotivasi tentang masa depan daripada masa lalu,” kata Aimee Allison, pendiri She the People, sebuah kelompok liberal yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah perempuan kulit berwarna dalam jabatan terpilih, seperti dikutip Reuters.
“Mereka melihat Kamala Harris sebagai masa depan, dan Partai Republik melihat pemilihan ini hanya tentang Trump. Para pemilih lebih cenderung terlibat ketika diberi pilihan untuk ‘lebih dari’ mengalahkan Trump.”
Sementara itu, di tujuh negara bagian yang paling dekat dengan pemilu 2020, Trump unggul 45 persen banding 43 persen atas Harris di antara para pemilih yang terdaftar dalam jajak pendapat. Tujuh negara bagian itu di antaranya Wisconsin, Pennsylvania, Georgia, Arizona, North Carolina, Michigan, dan Nevada.
Di sisi lain, sekitar 73 persen pemilih terdaftar Partai Demokrat dalam jajak pendapat tersebut mengatakan bahwa mereka lebih bersemangat untuk memberikan suara pada November setelah Harris dinyatakan maju sebagai capres.
Meskipun jajak pendapat Reuters/Ipsos pada Maret menemukan bahwa 61 persen responden yang berniat memilih Joe Biden melakukan hal itu terutama untuk menghentikan Trump, sebanyak 52 persen pemilih Harris dalam jajak pendapat Agustus memilih untuk mendukungnya sebagai kandidat dan bukan untuk menentang Trump.
Namun, para pemilih Trump juga menyuarakan antusiasme terhadap kandidat mereka, dengan 64 persen mengatakan bahwa pilihan mereka lebih termotivasi untuk mendukung Trump daripada menentang Harris.
Para pemilih memilih Trump sebagai sosok yang memiliki pendekatan yang lebih baik dalam mengelola ekonomi AS, 45 persen berbanding 36 persen, selisih yang lebih besar dibandingkan dengan yang diperoleh Trump dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos lain minggu ini.
Sebaliknya, Harris memiliki keunggulan 47 persen berbanding 31 persen dalam kebijakan aborsi. Isu ini menonjol bagi Demokrat setelah Mahkamah Agung AS yang konservatif pada tahun 2022 mencabut hak nasional perempuan untuk melakukan aborsi. Sekitar 41 persen pemilih dalam jajak pendapat tersebut, dan 70 persen dari Demokrat, mengatakan mereka khawatir presiden berikutnya mungkin menandatangani larangan nasional terhadap aborsi.
HT