Survey Menunjukkan Feminis Tak Mau Dukung Wanita yang Dipenjara
Internasional

Survey Menunjukkan Feminis Tak Mau Dukung Wanita yang Dipenjara

Channel9.id-Amerika Serikat. Gerakan feminis global gagal untuk membantu organisasi yang memperhatikan wanita-wanita di penjara karena para pendonor menghindari orang-orang yang mempunyai naratif “kompleks”, ujar pengacara dan aktivis Sabrina Mahtani, Kamis (9/12/2021).

Mahtani, pendiri Women Beyond Walls (WBW), mengungkapkan banyak LSM di dunia yang melakukan pekerjaan mulia dalam membantu beberapa “kelompok paling termarginalisasi di kalangan perempuan”, termasuk memberikan bantuan layanan legal dan mengurangi durasi penahan praperadilan.

Namun masa depan LSM itu terancam, sebagian diantaranya karena kurangnya pendanaan dari organisasi-organisasi feminis dan juga para pendonor.

Dalam sebuah survey yang dirilis oleh WBW, lebih dari 60% organisasi yang bekerja dengan perempuan di penjara menyebutkan kalau mereka dalam situasi genting, dan lebih dari seperempatnya menyatakan kemungkinan tak akan dapat beroperasi karena kekurangan dana.

Mungkin yang paling mengejutkan adalah, lebih dari 70% menyatakan kalau mereka tidak menerima dana bantuan dari kelompok pembela perempuan ataupun yayasan kelompok feminis. “Yayasan yang mendanai organisasi feminis tidak tertarik terhadap isu wanita yang dipenjara,” ujar salah satu LSM.

LSM lainnya mengatakan: “Ada persepsi negatif terhadap perempuan di penjara atau tahanan yang membuat masyarakat enggan membantu mereka. Kasus kejahatan tak pernah menarik perhatian bagi sebagian besar pendonor dan kebanyakan dari mereka memilih untuk tidak mempunyai hubungan dengan mereka yang dipenjara,” jelasnya.

Ada LSM yang menyatakan: “Gerakan HAM perempuan secara umum sangat sulit untuk melakukan pekerjaannya di penjara dan para pendonor enggan terlibat pada hal tersebut. Mereka berargumen soal kecilnya jumlah wanita di penjara,” kutip pernyataannya.

Mahtani mengatakan: “Mereka adalah kelompok paling termarginalisasi dari kalangan perempuan, dan, sungguh, kita seharusnya tidak membahas soal angka; kita harusnya melihat siapa perempuan yang paling membutuhkan dukungan dan bantuan, dan sebenarnya itulah ini dari prinsip bantuan pendanaan kelompok feminis: bantu mereka yang paling menjadi sasaran penindasan gender,” ujarnya.

Saat ditanya mengapa para pendonor, termasuk mereka yang fokus dengan membela hak perempuan, enggan membantu LSM tersebut, Mahtani menuturkan: “Saya rasa isu ini diabaikan karena mereka suka mendukung perempuan jika mereka cocok dengan stereotip yang ‘dapat dipasarkan’,” tuturnya.

“Bisa saja ada perempuan yang menjadi korban KDRT dan suatu hari ia benar-benar marah dan membunuh suaminya sebagai tindakan membela diri. Itu lebih kompleks bukan? Narasi itu juga lebih sulit untuk dijual kepada para pendonor, kepada para anggota dewan,” pungkasnya.

Pada Forum Generasi Equalitas di bulan Juni, lebih dari Rp577 triliun yang akan diberikan untuk membantu upaya melawan ketidakadilan gender. Namun, survey WBW mengutip, “segala niatan untuk membantu wanita yang dipenjara tidak ada sama sekali”.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  40  =  46