Channel9.id-Jakarta. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menilai harga garam turun di pasaran akibat kelebihan pasokan. Ia menuding adanya kebocoran garam industri yang dijual ke pasar, sehingga harga garam petani anjlok hingga hanya berkisar Rp 300 per kilogram.
“Jadi yang pasti ada kebocoran dari para pelaku impor garam. Ada yang mestinya tidak boleh ke pasar, dia jual ke pasar”, ujar Susi.
Susi juga meminta peran aktif dari aparat penegak hukum untuk mengatasi kebocoran garam. “Disini peran penting aparat penegak hukum agar bisa mengatasi kebocoran garam di lapangan. Dan menindak para pelaku impor garam, karena kan dia impor untuk industri, bukan pasar,”katanya.
Namun, tudingan Susi itu dibantah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Usai rapat koordnasi mengenai garam di Kemenko Maritim di Jakarta, Kamis (27/7), Airlangga menyebut garam diimpor oleh produsen untuk diolah dan menjadi bahan baku produk tertentu yang bernilai tambah.
Ia menambahkan, harga garam industri lebih mahal dibanding garam produksi rakyat, sehingga tidak beralasan jika importir menjual garam industri ke pasar.
“Harga (garam) industri kan jauh lebih mahal. Produk jadinya (seperti) alkali, PVC, atau infus juga mahal. Jadi importir produsen tidak ada insentifnya untuk jual ke pasar,” ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, akan berusaha mendorong peningkatan kualitas garam. Pasalnya industri memang membutuhkan garam berkualitas tinggi, terutama untuk industri beriorientasi ekspor.
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan bahwa garam yang mendekati kualitas tinggi (K1) sudah mulai banyak terserap oleh industri. “Sekarang kira-kira industri sudah menyerap garam dari masyarakat mendekati satu juta ton,”katanya.
Saat disinggung adanya permintaan tambahan impor garam oleh sejumlah industri, Airlangga mengaku pihaknya akan fokus pada peningkatan kualitas dan menyerap pasokan yang tersedia.
“Sekarang bagaimana yang ada ini kita tingkatkan dulu, kemudian nanti ada serapannya, baru nanti kekurangannya,” katanya.