Nasional

Tagihan Listrik Membengkak, Kementerian BUMN Komentari Keluhan Pelanggan

Channel9.id – Jakarta. Kementerian BUMN mengomentari membengkaknya tagihan listrik para pelanggan PLN.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan, kenaikan tagihan itu karena ada biaya yang belum tertagih dari PLN ke pelanggan, akibat peningkatan pemakaian selama penerapan kebijakan work from home (WFH).

Karena itu, tagihan yang belum tertagih tak langsung semua ditagihkan ke masyarakat. PLN mencicil penagihan kelebihan pemakaian tersebut agar tak memberatkan pelanggan.

“Karena tahu melonjak tagihan tersebut, membuat teman-teman PLN tersebut merasa ini kasihan, masyarakat kasihan juga nih kalau harus membayar, maka PLN menyatakan kelebihan ini bisa dicicil 2 – 3 bulan selama cicilan itu dipakai. Ini kita lihat bahwa memang tidak ada perubahan dari tahap listrik,” ujar Arya kepada wartawan, Kamis (11/6).

Arya pun meminta masyarakat bisa menghitung sendiri jumlah pemakaian listrik, bila masih belum percaya tagihan listriknya melonjak.

“Contoh sederhana, masyakat bisa menghitung pemakaian listrik lewat meteran listrik,” kata Arya.

Masyarakat bisa membanding pemakaian listrik yang tercantum di meteran listrik saat sebelum masa di rumah saja dan sesudah masa di rumah saja. Jika terdapat kenaikan pemakaian per kwh, maka itulah yang membuat tagihan listrik naik.

“Jadi kalau dibilang PLN membohongi enggak bisa, karena meterannya jelas, angkanya jelas, listrik angkanya jelas, meteran ada di rumah pelanggan bukan di mana, bukan di PLN tapi di pelanggan,” jelas Arya.

“Jadi, dengan membandingkan meteran sebelum corona dan setelah corona lihat aja, dibandingkan dan dikalikan kwh-nya pasti nanti totalnya segitu juga,” tambah Arya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4  +  2  =