Channel9.id-Jakarta. Radikalisme muncul dari kalangan oknum. Bukan representasi dari agama tertentu. Demikian ucap calon Kapolri Idham Azis saat fit and proper tes di ruang sidang Komisi III DPR, Rabu (30/10/19).
Ia menyatakan, bahwa mengasosiakan radikalisme dengan atribut agama tertentu adalah tindakan yang tidak tepat. “Radikalisme itu ndak bisa dibuktikan dengan Islam,” ujar Idham berkenaan dengan pengasosiasian terhadap Islam.
Selain itu, terkait dengan demonstrasi, ia berjanji akan mengamankannya dengan pendekatan yang humanis. Janji itu ia utarakan pada pemaparan prioritas kerjanya, di mana akan ia realisasikan apabila ia lolos menjadi Kapolri hingga Februari 2021.
Sebelumnya, Idham Azis mengaku tak memiliki visi dan misi. Sebab, menurutnya, seluruh lembaga negara mesti mengikuti visi dan misi Presiden.
“Berdasarkan arah kebijakan pemerintah yang menjadi acuan bagi arah kebijakan Polri, memperhatikan kebijakan Presiden RI pada pelantikan presiden dan wapres terpilih 2019-2024 dan direktif Presiden saat pelantikan anggota kabinet, maka dalam kesempatan 23 Oktober 2019, maka tidak ada visi dan misi yang saya ajukan,” kata Idham saat uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Kendati demikian, ia mengaku memilih tujuh program prioritas. Di antaranya:
- Pengembangan SDM unggul;
- Pemantapan harkamtibmas atau pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat;
- Penguatan penegakan hukum yang profesional dan berkeadilan;
- Pemantapan manajemen media;
- Penguatan sinergi polisional;
- Penataan kelembagaan; dan
- Penguatan pengawasan.
(LH)