Channel9.id – Jakarta. Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyampaikan, kinerja Tim Densus 88 Antiteror Polri sangat efektif dan profesional, bahkan menjadi salah satu detasemen antiteror terbaik di dunia.
Dia justru heran dan menyayangkan pernyataan anggota DPR RI Fadli Zon yang menyatakan Densus 88 sebaiknya dibubarkan karena Islamofobia dan menjadikan teroris sebagai komoditas.
“Densus 88 sejak didirikan hingga saat ini sudah berhasil menegakkan hukum terhadap para teroris di Indonesia, dan bahkan dengan prestasinya, Densus 88 adalah salah satu detasemen antiteror terbaik di dunia,” kata Poengky, Jumat 8 Oktober 2021.
Kompolnas menyampaikan, dunia internasional menyoroti profesionalitas kinerja Densus 88.
Baca juga: Ditangkap Densus 88, BUMN Perketat Rekruitmen Pegawai
Poengky pun membagikan beberapa artikel yang memuat narasi tentang Densus 88 Antiteror. Seperti pada tahun 2016, Reuters menulis artikel berjudul “Fighting back: How Indonesia’s elite police turned the tide on militants”.
Dalam artikel tersebut, Profesor Riset dan Ekspor Terorisme di Global Islamic Politics di Alfred Deakin Institute, Melbourne Greg Barton menyatakan Densus 88 telah menjadi lebih baik daripada kelompok kontraterorisme lainnya di dunia.
Artikel berikutnya tahun 2018 ditulis oleh The Conversation dengan judul “How Indonesia’s counter-terrorism a model for the region” (Bagaimana kekuatan kontra-terorisme Indonesia telah menjadi model bagi kawasan, Red).
Poengky juga membagikan artikel pernyataan Sidney Jones, pengamat masalah terorisme dari International Crisis Group yang dipublikasikan oleh Republik.co.id berjudul “Sidney Jones : Pemberantasan Teroris di Indonesia yang terbaik”, artikel diterbitkan November 2011.
Oleh karena itu, menurut Poengky, pernyataan Fadli Zon tidak berdasar, tidak didukung data, tidak didukung penelitian dan sejarah berdirinya Densus 88.
Selain itu, kata Poengky, pihak yang mengeluarkan pernyataan Densus 88 dibubarkan tidak masuk dalam komisi yang menjadi mitra atau pengawal Polri.
“Selama ini narasi-narasi yang menyatakan Densus 88 harus dibubarkan adalah narasi-narasi dari kelompok terorisme dan kelompok radikal, sehingga menyesatkan dan sangat berbahaya jika seorang anggota dewan mendukung narasi tersebut,” ujar Poengky.
Adapun Fadli Zon menulis cuitan “Narasi semacam ini tak akan dipercaya lagi, berbau Islamifobia. Dunia sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja”.
Dalam cuitannya tersebut, Fadli Zon juga men-quote tweet sebuah berita berjudul “Densus 88 Klaim Taliban Menginspirasi Teroris Indonesia”.
Selain itu, Fadli juga mengatakan teroris memang harus terus diberantas, tetapi jangan dijadikan komoditas.
HY