Channel9.id-Jakarta. Membintangi sebuah film tentu ada tantangan tersendiri. Meskipun sudah lama malang-melintang banyak membintangi film. Apalagi cerita dalam filmnya penuh konflik. Demikian dengan aktor Ringgo Agus Rahman yang mengungkapkan tantangan dengan cerita banyak konflik yang dihadapi oleh karakter Hendi yang diperankan dirinya dalam film ‘Esok Tanpa Ibu’ yang memiliki judul internasional ‘Mothernet’.
“Jadi tamparannya di skrip film ini tuh kayak, boleh gak, Go? Jangan terlalu mengandalkan istri dulu, lu juga dibutuhin,” kata Ringgo saat konferensi pers peluncuran poster dan trailer film ‘Esok Tanpa Ibu’ (‘Mothernet’) di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Lebih lanjut, Ringgo menerangkan sosok Hendi sebagai ayah dari remaja laki-laki bernama Rama atau Cimot (diperankan oleh aktor Ali Fikry) mempunyai kendala untuk menyampaikan kasih sayangnya kepada sang anak, sehingga dia cenderung lebih mengandalkan istrinya, Laras (diperankan aktris Dian Sastrowardoyo) untuk berkomunikasi.
“Ini cowok-cowok nih gitu. Emang ada kecanggungan, karena enggak tahu ya, bahasa saya pikir. Saya sama bapak saya punya masalah itu juga, sama kakak saya yang laki-laki kadang ada juga. Kayak memang ibu tuh perekatnya gitu,” terang Ringgo.
Ringgo mengatakan pengasuhan ibu sangat sentral dalam keluarga. “Ibu menjadi semacam perekat bagi semuanya karena ia bisa menyalurkan kasih sayang di antara mereka kepada semua anggota keluarga, “ bebernya.
Menurut Ringgo, kasih sayang antara laki-laki dengan sesama laki-laki agak sulit diutarakan karena persoalan akan terdengar aneh.
“Beda dengan cewek, kan biasa ya cewek sama cewek bilang kamu cantik deh. Kalau cowok sama cowok kan agak berat bilang ‘kamu juga ganteng ya’. Thank you udah dibilang ganteng, tapi agak gimana ya gitu,” papar Ringgo.
Dengan film ini, Ringgo semakin menyadari kalau memang tidak mungkin kita hidup tanpa sentuhan perempuan, dalam hal apapun.
“Memang perempuan tuh jadi sentralnya ya, apalagi ibu ya. Makanya ada istilah ibu kota, ibu bumi (mother earth) yang berarti ibu pertiwi. Kayaknya ibu semua tuh. Ada alasan kenapa itu semua ada istilahnya ibu. Karena memang sentral semuanya, perekat semuanya adalah ibu,” pungkas Ringgo.
Dalam film itu, Rama atau Cimot yang sangat dekat dengan ibunya harus menghadapi situasi sulit ketika ibunya jatuh koma.
Saat mulai terpuruk, Rama menemukan bantuan tak terduga dalam i-BU: sebuah AI ciptaan temannya yang membuat Rama bisa melihat wajah, suara, dan bahkan menjadikan AI tersebut alat bantu untuk merangsang kerja otak ibunya.
Film yang turut dibintangi Aisha Nurra Datau dan Bima Sena itu dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 22 Januari 2026.
Kontributor: Akhmad Sekhu





