Techno

Terpapar Hoaks Soal Pandemi Covid-19, Cedera dan Kematian Lebih Banyak

Channel9.id-Jakarta. Memercayai hoaks tentang pandemi Covid-19 menjadi penyebab lebih banyak kematian. Fakta ini sebagaimana hasil studi teranyar yang diterbitkan di American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.

Studi itu dilakukan pada 31 Desember 2019 hingga 5 April 2020. Dalam kurun waktu ini, peneliti menganalisis rumor, stigma, dan teori konspirasi terkait pandemi di media sosial, surat kabar, dan situs online, yang tertulis dalam 25 bahasa di 87 negara yang diteliti.

Indonesia bahkan disebut sebagai salah satu negara dengan hoaks tentang pandemi terbanyak di dunia.

Hal yang dimaksud rumor, menurut peneliti, ialah informasi yang kebenarannya belum diverifikasi, dibuat-buat, atau informasi yang salah. Sementara itu, stigma berkaitan dengan diskriminasi suatu kelompok. Lalu teori konspirasi ialah sesuatu yang mengarahkan individu atau kelompok pada sebuah kepercayaan yang kebenarannya tidak terbukti.

Ada 2.311 laporan hoaks terkait Covid-19 dari 87 negara yang diteliti. Dari angka itu didapati 89% rumor, 7,8% teori konspirasi, dan 3,5% adalah stigma.

Hasil analisis menunjukkan 24% hoaks itu terkait dengan penyakit Covid-19, kematian, dan penularan virus corona. Kemudian 21% terkait upaya pengendalian, 19% tentang pengobatan, dan 15% penyebab dan asal usul virus.

Lebih lanjut, para peneliti mendapati mayoritas hoaks itu berasal dari India, Amerika, Cina, Spanyol, Indonesia, dan Brasil.

Mereka pun menyebut bahwa kesalahan informasi itu banyak menyebabkan cedera dan kematian. “Menyusul kesalahan informasi ini, sekitar 800 orang telah meninggal, sedangkan 5.876 telah dirawat di rumah sakit dan 60 telah mengembangkan kebutaan total setelah minum metanol sebagai obat untuk virus corona,” ujar peneliti, dikutip dari CNN.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

51  +    =  59