Hot Topic Nasional

Tersus LNG Justru Bermanfaat Bagi Kesehatan Mangrove, Pakar Maritim Ini Jelaskan Alasannya

Channel9.id – Denpasar. Rencana pembangunan Terminal Khusus Liquified Natural Gas (Tersus LNG) masih menjadi polemik.

Pasalnya, beberapa waktu yang lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa pembangunan Tersus LNG akan dipindahkan ke laut sejauh 4 kilometer dari bibir pantai. Pertimbangannya, Tersus LNG tidak mengganggu pariwisata dan juga lingkungan, salah satunya tanaman mangrove.

Kendati demikian, pembangunan tersus LNG Sidakarya di titik sebelumnya, yakni kawasan Muntig Siokan Sidakarya, dinilai sudah aman dan tidak mengganggu lingkungan ekosistem mangrove dengan sistem yang dijalankan.

Hal itu sebagaimana disampaikan Pakar Maritim, I Ketut Sudiarta. Menurutnya, pembangunan LNG justru akan bermanfaat bagi mangrove setelah adanya penataan alur-alur sungai di wilayah sekitaran Tersus tersebut.

Sebagaimana diketahui, kawasan Pantai Sidakarya, Intaran, Serangan, dan Sesetan dinilai sebagai daerah paling ideal untuk membangun Tersus LNG. Ketiganya merupakan kawasan yang akan ditata sesuai kesepakatan dalam proyek LNG.

“Tidak, tidak ada menyentuh mangrove. Justru kalau nanti alur-alur sungai itu ditata, dinormalkan, itu menyehatkan mangrove,” kata Ketut saat dihubungi Media, (15/6/2023).

Ketut yang merupakan Doktor Manajemen Perairan IPB Bogor menilai, tanaman mangrove yang ada di pesisir Sidakarya kerap kali mengalami penumpukan sedimen sehingga membuat tanaman itu mati.

“Karena selama ini kan banyak juga sedimentasi ke daerah mangrove terutama daerah Sidakarya itu banyak yang mati karena penumpukan sedimen di sekitarnya,” ujar dosen Ilmu Kelautan Universitas Warmadewa Denpasar ini.

Ia mengatakan, penumpukan sedimen itu membuat mangrove mati karena tanaman yang ada di Sidakarya tersebut memiliki akar napas. Kalau tertutup akarnya ngga bisa bernapas.

“Karena mangrove yang ada di sana kan mangrove yang punya akar napas. Kalau dia akarnya tertutup sedimen, dia pasti mati. Jadi untuk perbaikan ekosistem lah,” pungkasnya. Penataan alur laut akan membuat kawasan hutan mangrove akan lebih sehat.

Selain itu, Ketut menilai pembangunan Tersus LNG ini juga akan memberikan manfaat dalam penataan kawasan di empat wilayah sekitarnya, yakni kawasan Pantai Sidakarya, Intaran, Serangan, dan Sesetan. Sebab, lanjutnya, pembangunan Tersus LNG akan memberikan material yang menunjang penataan wilayah pesisir selatan Bali tersebut.

“Kalau tidak jalan LNG-nya itu, tidak ada material untuk penataan pantai pesisir di sana, karena material untuk penataan pantai itu kan nanti diperoleh dari pengerukan alur itu,” sebutnya.

Ia mengingatkan kajian terhadap rencana pembangunan Tersus LNG di Sidakarya, sudah dilakukan secara mendalam dan komprehensif. Dari mulai segi lingkungan, keamanan hingga dampak sosial, ekonominya terhadap warga sekitar.

Sebelumnya, pembangunan Terminal LNG (Liquefied Natural Gas) di Kawasan Sidakarya, Denpasar Selatan mengalami penundaan.  Pasalnya, Kemenko Marves  menyebut, pembangunan Terminal LNG akan dipindahkan ke laut dengan jarak sekitar 4 kilometer dari bibir pantai.

Ia pun menargetkan, pembangunannya akan tuntas dilakukan dalam 1,5 tahun kedepan atau pada akhir 2024. Hanya saja Luhut tidak menyebutkan lokasi persis dari rencana pembangunan ini.

Kebijakan membangun terminal LNG di kawasan laut kata Luhut dilakukan agar tidak mengganggu pariwisata dan merusak mangrove.

“Pariwisata jangan dicampur adukan dengan Terminal LNG. Akan kami pindah ke laut. Jadi resort tidak terganggu, pembangunan listrik bersih bisa dilakukan dan mangrove juga tidak terganggu,” ucap Luhut di Buleleng, Bali, Jumat (28/4/2023).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  4  =