Channel9.id-Jakarta. TNI dan Polri menggelar apel bersama terkait operasi pengamanan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi-Ma’ruf Amin, yang akan berlangsung 20 Oktober 2019 mendatang.
Kegiatan pengamanan dilaksanakan dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat serta suksesnya pelantikan Presiden dan Wapres terpilih di MPR RI nanti.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut, selain istana Presiden dan Wakil Presiden dan Gedung DPR/MRI RI, pengamanan ketat juga diberlakukan ke pusat perkekonomian, bandara, PLN, dan tempat logistik Pertamina.
“Ada beberapa titik kritis yang harus kita perkuat termasuk Istana Presiden, wilayah-wilayah lain yang menjadi konsen adalah tempat-tempat ekonomi contohnya Glodok, Jembatan tiga, termasuk yang harus kita pertebal adalah Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma, dan objek vital lainnya,” kata Hadi saat gelar apel bersama di Monas, Kamis (17/10).
Hadi mengatakan, pihaknya menyiapkan 30 ribu personel gabungan dari TNI-Polri saat pelantikan presiden dan wakil presiden. Dalam pelaksanaannya, seluruh personil akan disebar di beberapa titik.
Sementara itu, khusus pengamanan ke Presiden, Wakil presiden berserta keluarga dan tamu dari luar negeri penjagaan dilakukan mulai dari kedatangan hingga ke DPR/MPR.
“Beberapa tempat yang menjadi konsentrasi diantaranya adalah Gedung DPR/MPR itu sendiri dengan perimeter yang sudah kita tentukan,” ujarnya.
Hadi menyatakan, Panglima TNI, Kapolri, KSAD, KSAL, KSAU siap untuk menjalankan tugas pengamanan tersebut.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau pada saat pelantikan tidak ada mobilisasi massa, karena pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan menjadi perhatian dunia.
“Saya berikan imbauan kepada masyarakat untuk sebaiknya tidak melakukan mobilisasi massa, karena mobilisasi massa memiliki psikologi publik. Psikologi crowd. Psikologi itu akan mudah sekali menjadi mob. Kumpulan massa bisa menjadi anarkis,”tandas Tito.