Channel9.id-Jakarta. Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Ahmadi Heri Purwono mengatakan meningkatkan pengamanan perairan Indonesia di Laut Natuna Utara dengan menempatkan empat KRI dari jenis fregat dan korvet (kapal anti kapal selam). Penempatan kapal perang untuk menyikapi konflik yang terjadi antara Cina dan Amerika Serikat di Laut Natuna Utara.
Ahmadi mengatakan, sebagai negara yang wilayahnya yang berada di kawasan konflik, sudah sewajarnya pemerintah Indonesia mengambil langkah mengamankan wilayah perairan Natuna Utara. “Tugas mereka adalah melakukan penegakan kedaulatan hukum, masih banyak kapal–kapal asing yang masuk ke wilayah kedaulatan,”ujarnya, Jumat 19 Juni 2020.
Menurut Laksamana Ahmadi, keberadaan Kapal Perang Republik Indonesia di laut Natuna Utara ini juga mengantisipasi dari dampak konflik di wilayah tersebut. Sebab, kata dia, tidak menutup kemungkinan Natuna akan menjadi daerah persembunyian atau pendaratan oleh negara yang saat ini sedang ramai di perairan pulau terluar tersebut. “Kami punya hak kedaulatan dan hak berdaulat, kami harus mempertahankan wilayah kita jangan sampai dia ganggu negara asing.”
Ahmadi mengatakan situasi di Laut Cina Selatan saat ini semakin memanas. Ketegangan meningkat usai militer Amerika Serikat mengerahkan kapal-kapal perang mereka ke wilayah itu.
Kabar terbaru, kata Panglima, Angkatan Laut dan Udara Cina memukul mundur USS Barry milik Amerika. Kapal perusak nuklir itu dikejar karena secara sengaja menerobos masuk ke wilayah teritorial Cina di sekitar perairan Pulau Xisha. Militer China menyebut jika perbuatan Amerika Serikat itu sengaja dilakukan untuk memprovokasi.
Kondisi ini pula tentu dikhawatirkan akan berdampak terhadap aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan tradisional di Natuna, karena takut akan konflik yang terjadi di bagian utara. Namun, Pangkoarmada I tetap meminta nelayan beraktivitas seperti biasa. “Jangan takut untuk melakukan penangkapan ikan, kami dari TNI AL akan tetap mengawal kapal nelayan Indonesia saat menangkap ikan di laut,” kata Laksamana Ahmadi.